blue waves

blue waves

Jumat, 11 Juli 2014

Museum Angkut Kota Batu

MUSEUM ANGKUT

IMG_1994

              Terlalu subjective sekali kalau saya hubungkan museum angkut dan species lain selain homo sapiens (Homo sapiens- Latin: “wise manis the scientific name for the HUMAN SPECIES) yaitu Homo Selfieneus Narsicicus, tapi apa mau di kata, FAKTA berkata demikian #kibasPoni ahahaha, jadi apakah museum angkut itu? Dimana? Jrengers itu siapa? Dan makhluk apa si Homo Selfieneus Narsicicus, penting ga???? All the things here are important!!!! PENTING pake BANGET (ahahahahah MAKSA….. IYA ahahaha)
              OK!! saya akan meberikan sedikit review tentang si Museum Angkut dan semoga bermanfaat.
Museum Angkut atau Museum Otomotif& Movie Star Studio terletak di Jl. Terusan Sultan Agung Atas No. 2 Kota Wisata Batu, open hours antara 12.00 – 20.00 WIB jadi buat anda yang berencana ke Museum Angkut jam 24:00 saya sarankan mengurungkan niat anda, karena pasti sudah tutup, terimakasih ahahah, dan bagaimana dengan HTM atau Harga Tiket Masuk bukan Harga Telur Masak (garing -__-“) HTM untukWeekdays: Rp. 50.000Weekend dan Hari Besar: Rp. 75.000 cukup murah bukan di bandingkan harga tiket bolak – balik Amerika – Zimbabwe ahahaha (yang barusan abaikan saja ahaha) dan tentunya wahana yang akan ada didalam cocok untuk segala usia dari anak – anak sampai dewasa, tak perlua khawatir mengajak anak – anak karena didalam tidak ada patung bugil Merlyn Monroe (padahal ngarep banget ada #eh ahahaha).Menurut kabar yang beredarMuseum Angkut di Kota Batu ini merupakan konsep wisata pertama yang ada di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara tapi Konsep wisata Museum Angkut ini sudah ada di Amerika. Namun untuk wilayah Asia Tenggara, baru Indonesia yang pertama. Katanya sihhh, saya pribadi belum sempat melakukan research ataupun survey tentang ini, dan saya juga lembaga survey banyak yang susah di percaya!!! Oops! Pembaca dilarang complain tentang statement tadi ahahaha. Nilai PLUS dari tempat ini adalah perpaduan tempat wisata yang unik  yang berisi sejarah dan perkembangan dunia angkutan, dipadu dengan legenda Movie Stars atau para bintang film di jamannya dengan latar belakang kota-kota dan bangunan eksotis yang ada di Batavia, Eropa, Amerika. Design bagunannya KECE banget menurut saya, cantik!
IMG_1996
side before parking lot

                 Ada satu hal yang ternyata tidak seketat baju Julia perez, yaitu peraturannya, apakah itu??? salah satu nya dari salah beberapa peraturan adalah dilarang membawa makanan dan minuman, pada prakteknya ternyata boleh membawa minuman dan makanan asalkan tidak membawa Nasi Padang serantang apalagi membawa ibu penjualnya sekalian (nah ini, bayar double dong tiket nya ahahaha) atau membawa lontong plus opor ayam, minuman dan makanan ringan is allowed, tapi minumnya di destination – destination tertentu tidak di sembarang tempat, kenapa boleh bawa minum????? tentunya karena perjalanan cukup jauh juga, kalau kita telusuri dari awal masuk sampai beberapa destination, baru dibeberapa part ada penjual makanan dan minuman itupun cuma satu, makanya DRINK is allowed biar tidak kehausan di jalan atau dehidrasi, asal tidak bawa se-galon atau se-ember OK – OK saja, oh ya bagi smokers nih ternyata ada tempat yang disediakan untuk merokok, di museum sepeda kuno kalau tidak salah, I guess it’s a happy news for smoker!!!Dan arah perjalanan seakan melingkar, dimana pintu masuk itu akan bertemu pintu keluar, ibarat ular, si ular akan memngigit ekor nya sendiri (pas ga sih peng-ibaratannya???? GA! Ahaha) dan di pintu keluar anda akan merasakan sesuatu yang cukup mengagetkan bagi beberapa orang, apakah itu? Silahkan mengunjungi museum angkut, tempat ini juga dilengkapi pasar terapung, seperti yang ada di Kalimantan itu tuh, Cuma tidak ada adegan ibu –ibu di sorot kamera trus ancungin jempol, #adaYangIngat, tidak? OK abaikan!! Ahahaha. Dengan demikian, wisatawan bisa menikmati citarasa berburu kuliner seperti langsung ada di daerah aslinya. Dan dihadirkan yakni seperti Gudeg Jogja, Sate Madura, Nasi Timbal, dan makanan khas daerah lainnya sejauh yang saya lihat seperti itu, soalnya saya dan gangs tidak makan disitu ihihiihhi kita hanya tergiur bakpao hangat setelah itu keluar mencari makan di luar museum,. semacam culinary adventure ala Pak Bondan Winarno. Berapa bintang untuk acara jalan – jalan disitu dari 10 kita beri 7 bintang deh.
                             Dan siapakah Jrengers, Jreng adalah sebutan atau panggilan akrab saya dan teman – teman di kantor “kecamatan” saya dulu (disebut kecamatan karena ruangan yang saya huni adalah pusat data dan Lab milik Quality division) dan di perjalanan kita ada beberapa Agents: Agent Dikha (Duta obesitas Indonesia), Agent Lia (Duta rambut kriwil dan pagar gigi di MSD), Agent Wiwit (Duta seger Indonesia), Agent Farida (Duta Hijab Jogja). Agent Tata (Duta Sekolah Dasar Bina Anak Bangsa), Agent Nixon (Duta Food storage Indonesia), Agent YC (Duta Bocah Malang), Agent Didit ( Juru Kunci dan Penjaga Stempel MSD) dan Suami Agent YC, itu lah semua anggota Jrengers yang hadir diacara tersebut.
Perjalanan kita kesana bukan tanpa halangan dan rintangan, sebelas dua belas dengan rombongan biksu tong dan kera sakti, kita sama – sama ke barat, hanya beda misi, biksu tong mengambil kitab suci sedangkan jrengres menenangkan hati yang suci biar tetap suci (ahahahahaha MAKSA!!!). dimulai dengan tersesat sampai berputar – putar tak ber-arah dan berakhir dengan bertanya kepada bapak – bapak tukang becak yang baik hati tapi ber-perilaku cool (read: males jawab, soalnya ga order becaknya ahahaha) akhirnya kita menemukan tempat tujuan untuk sarapan, sarapan ke dua buat saya dan brunch buat rombongan jrengers Surabaya, setelah memanjakan lidah di the kongkow coffee and café, tempatnya lumayan kece dan makanannya lumayan enak, sesuai dengan harga nya dan conclusion nya adalah it’s worth to try, tempatnya di perempatan sebelum stasiun kota baru kalau dari arah Surabaya, setelah cacing – cacing di perut tenang dan beberapa anaconda di perut jrengers mulai stabil karena kenyang, kita meneruskan perjalanan ke museum angkut.
                 Well, here I wanna talk about Homo Selfieneus Narsicicus, Foto narsisis (selfie) adalah jenis foto potret diri yang diambil sendiri dengan menggunakan kamera digital atau telepon kamera tidak berpengaruh entah kamera pinjaman milik Pak RT atau Bu Camat dan selfie (ini beda degan selfie sukesih) sering dikaitkan dengan narsisme, terutama dalam jejaring sosial bukan jejaring ikan apalagi jejaring laba – laba. Di industri hiburan Korea, istilah yang digunakan adalah selca (singkatan untuk self camera). Pose yang digunakan umumnya bersifat kasual, dan diambil dengan menggunakan kamera yang diarahkan ke diri sendiri, atau bisa juga melalui cermin dan disini toilet berubah menjadi studio photo #noted. Objek foto ini biasanya hanya si fotografer atau beberapa orang yang bisa dijangkau oleh fokus kamera. Selfie yang melibatkan beberapa orang disebut dengan “foto narsisis kelompok atau istilah saya narsis keroyokan ahahaah”. Dari beberapa sumber Narsisisme (Inggris) atau narsisme (Belanda) adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis (narcissist). Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narkissos (versi bahasa Latin nya Narcissus), yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Tanpa sengaja ia menjulurkan tangannya, sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis saya pernah baca tentang buku teologi yunani kuno pas kelas dua SMP (sekedar info). Dan Homo Selfieneus Narsicicus adalah species jenis baru dari golongan homo sapiens yang menikah dengan kamera (loh gimana ceritanya tuh ahahahah) maksa banget ya??? IYA!!!! Bukannn… mereka adalah jenis species yang memiliki folder pribadi di laptop atau gadget nya yang di beri nama only me dan berisikan dua ribu lima ratus tiga puluh enam foto – foto selfie nya! Oh gosh!!! Bagun tidur selfie dan di post di sos-med dengan caption: muka bantal, baru bangun hihihi #unyu, mau makan photo, baca buku photo, kemana pun photo selfie, wherever and whenever dan makhluk ini hobby banget edit photo, di gadget nya tidak cukup hanya editor photo saja, kamera instan adalah pelengkapnya semacam camera 360, selain itu ada juga penunjang berupa tong-sis atau tongkol sosis eh bukan ding tongkat narsis maksudnya!!! Lengkap sudah, jika anda memiliki criteria diatas tadi maka anda termasuk Homo Selfieneus Narsicicus, dannnn…. Di museum angkut saya menemukan se-ton makhluk seperti itu, agent lia sempat melaporkan, awalnya saya tidak nyambung karena effect kawat gigi yang dilepas dari kandangnya si agent lia, sehingga nada bicaranya sedikit mengulum – ngulum, tapi saya menangkap dengan jelas report nya, agent lia bercerita ada tiga pria yang rempong tujuh turunan dan marah – marah ke teman yang memotret, and she is a girl, halllowww (sampai melotot kelihatan putih matanya saja, ahaha) kalau yang rempong dan rewel soal photo tadi si cewek kita maklum tapi ternyata adalah si trio manis manja tadi yang marah – marah karena si cewek jepart – jepret dan si trio masih belum selesai pose dengan sempurna, kira – kira bengini dialog nya:
Trio                 : eh!! Kamu itu jangan asal jepart jepret dong, yang focus gitu loh
Si cewek         : no response
Well, kalau jrengers di begitukan, pasti akan tersenyum manis nan cantik setelah itu lempar kamera ke trio ahahahahah, dan sepanjang jalan, kita bertemu mereka, oh gosh!!! Every part of museum angkut, pose!!! Tiap ada mobil koleksi dan angle “lucu” versi mereka. pose!!!!, tapi hak mereka juga sih, sini aja yang kurang kerjaan comment dan bahas ahahahaha. And ga cuma mereka saja ternyata banyakkkk, dulu image doyang photo dan banci kamera melekat di perempuan tapi semakin berkembangnya jaman mengalami emansipasi dan merambah ke makhluk bernama laki – laki atau pria. So suka photo is not a matter of gender. Dan bagi anda yang belum ke museum angkut, please come to Malang and visit Museum Angkut Batu.

Ya sudah cukup sekian tulisan singkat saya
Repost from http://muzakkithohir.wordpress.com/2014/07/12/review-and-story-museum-angkut/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar