blue waves

blue waves

Senin, 08 September 2014

Citra dan Karakter Guru



Membangun Karakter Guru:  Built up teachers’ character!

Guru bukanlah sekadar pekerjaan, tetapi sebuah profesi.  Namun pada kenyataannya tak jarang kita menemukan guru yang tidak sesuai dengan profesinya sebagai guru.  Sering di media massa diberitakan sikap guru yang tidak wajar terhadap muridnya bahkan cenderung sadis.  Memang dilema seorang guru yang di sisi lain harus tetap menunjukkan sikap profesional, tegas dan berwibawa, namun juga diharapkan sikap guru lembut, telaten dan sabar. 
Banyak sekali artikel-artikel di media masa dan media online membahas tentang pembangunan karakter seorang guru yang dimaksudkan untuk menjalin hubungan dengan siswa. Kelak ketika karakter yang baik itu terbangun maka anak-anak bisa menjadi cinta dengan guru tersebut. Tapi sangat sedikit sekali artikel yang membahas tentang bagaimana membina karakter guru untuk hubungannya dengan sesama guru. Entah itu antar guru senior ataupun guru junior. Hakikat seorang guru bagi saya pribadi adalah bagaimana mengamalkan sebuah ilmu yang diperoleh dengan mengajar/ menyebarkan ilmu dengan harapan mendapatkan “berkah” atas apa yang dilakukan. Jika prinsip ini benar-benar dipakai saya rasa untuk profesi apapun pastinya ilmu akan lebih bermanfaat. Tetapi di lapangan rupanya masih banyak sekali hal yang masih dirasa kurang tolerir khususnya dalam membangun hubungan antar sesama guru. Beberapa waktu lalu ada seorang teman yang menjadi seorang guru di sebuah sekolah yang mengeluh dikarenakan adanya penerimaan yang kurang baik. Ada juga yang kasak-kusuk dikarenakan dia bukan dari perguruan tinggi negeri. Ada juga slentingan lain yang kurang bagus sampai di telinga. Berbeda pula katanya dengan penerimaan di sebuah sekolah yang berbasis madrasah dengan mengedepankan prinsip agamis dan “saling berbagi ilmu”, dari sini bisa dilihat begitu jauhnya karakter antara guru. Tapi semua itu hanya sebatas satu sudut pandang saja. Semua berbalik pada individual masing-masing, sebagai  pendidik yang baik citra seorang guru harusnya bisa dinilai baik pula. Jika kita mendapat ilmu maka berbagilah, karena dengan berbagi, ilmu itu akan membawa manfaat.
Hendaknya kita sadar bahwa menjaga silaturahmi itu ibarat kelopak, jika angin terlalu kencang berhembus maka kelopak bunga tersebut akan berguguran sebelum masanya. Tapi jika kelopak tersebut dijaga. Sampai layu pun kelopak itu akan tetap pada tangkainya. Krakter itu bukan sebuah pilihan, tapi kita bisa membangun dan memperbaikinya.

^_^ muhasabah yuk para pendidik….  

Sabtu, 06 September 2014

Jika Muslimah Jatuh Cinta (Maaf Saya Khilaf) #part 6



#Ups… Maaf Saya Khilaf….

                Beberapa waktu lalu aku sempat membaca sebuah blog “Hijab Alia” yang dalam topiknya juga membahas bagaimana jika muslimah jatuh cinta. Begitu pula banyak artikel yang saya baca, dan semuanya tetap berada dalam dua prinsip. Satu menikah dua mencintai dalam diam. Tetapi namanya juga manusia yang memang tak luput dari sebuah kesalahan. Kesalahan itu berawal dari bagaimana kita mampu mengoreksi diri. Meski pada dasarnya kita memegang kedua prinsip tersebut, tapi dalam langkahnya masih saja ada hal yang perlu diperbaiki.
Beberapa waktu yang lalu ketika sedang mengobrol dengan salah seorang teman aku bertanya. Bagaimana menurutmu apakah aku sudah layak mengenal seorang laki-laki? Dan dia menjawab. “Layak, dan bahkan sangat layak. Apalagi yang kamu ragukan?”. Kemudian aku bertanya lagi “Menurutmu baikkah jika seorang wanita mengenal lebih dari satu pria sbelum memutuskan untuk menikah?”. Dan dia kembali menjawab “Sangat boleh Ay, untuk bisa mengenal karakter pria mana yang pas kamu harus bisa membuka diri untuk mengenal mereka. Para pria juga akan melakukan hal yang sama.” Jawaban terakhir sedikit membuatku risau, apa iya saya harus mendekat dengan beberapa teman pria hanya untuk memahami sebuah karakter. Mungkin ada benarnya juga, tapi sayangnya selama ini aku tidak pernah berusaha melihat dari pandangan seorang pria. Dikarenakan tak banyak teman pria, selain itu memang aku sengaja memili batasan untuk berkomunikas. Menyeleksi itu wajar bagi siapapun personalnya. Tapi entah kenapa aku memiliki fikiranku sendiri, aku hanya akan mengenal satu orang saja yang aku anggap pas. Kita tidak tahu bagaimana setiap pemikiran orang. Aku hanya takut jika aku sudah mengenal seseorang yang aku anggap baik dan kemudian aku mengenal lagi orang lain, bagaimana jika orang aku anggap baik tersebut ternyata memang benar serius? Apa iya aku harus berbagi dengan orang lain juga? Bagaimana pula jika seseorang yang baik itu kemudian tahu?. Sederhana saja pemikiranku, banyak teman pria boleh, tapi untuk satu hal berjalanlah hanya dengan satu orang yang aku  anggap berhak melalui proses perjalanan. Masalah bagaimana akhir cerita, itu semua jadi rahasia Allah. Entah dalam hal ini tidak ada yang benar atau salah. Hanya masalah pilihan perjalanan saja.
Beberapa waktu yang lalu selepas obrolan di atas dengan perantara seorang teman aku menjalin sebuah komunikasi dengan seseorang. Entah kenapa ada sesuatu yang memaksaku untuk mau melihat dan mendengar bahwa ada jalan lurus berada di depanku. Hingga akhirnya aku putuskan untuk mencoba mengenal, dalam hal ini aku tidak lagi mematok untuk hanya sekedar berteman tetapi untuk bisa kembali berjalan bersama. Komunikasiku berjalan lancar, tak terasa pula terlontar kalimat-kalimat perhatian. Entah kenapa aku tidak bisa membatasi untuk selalu ingin tahu bagaimana keadaannya. Lambat laun aku tersadar bahwa apa yang aku lakukan sepertinya salah. Cinta dalam diam sudah mulai terkikis. Astaghfirullah… Mungkin juga ini karena aku hanya terfokus pada dia seorang. Setelah berjalan akhirnya aku menceritakan hal ini kepada seorang murabbi. Dan beliau berkata “Tak perlu ada kegelisahan dalam dirimu, tak perlu kamu menunjukkan siapa dirimu, tapi cukuplah kamu memberbaiki setiap hal dalam dirimu.” Insyallah jika kamu memintanya atas seizin Allah, Allah akan memberika jodoh terbaik untukkmu.  J Akhirnya kalimat itu cukup membuat paham apa yang harus aku lakukan. Jalan satu-satunya hanya mendoakan mu, hingga akhirnya Allah akan memberikan jawabah pasti. Entah bersamamu atau tidak ini jadi cara terbaik untuk mengenalmu. 
Kesalahan memang bisa terjadi, tapi belajar dari kesalahan dan memperbaiki diri itu yang harus kita hadapai meski tak mudah.

#Happy Sunday...

Sederhana Saja Ya Rabb....

Hadirkan dia yang kelak bisa membawaku kembali kepada Mu 

dalam keadaan Khusnul Khotimah ...... :)

Jika Muslimah Jatuh Cinta # Part 5



Catatan akhir Pekan


                Jelas dentum sound mengiringi tautan acara demi acara. Siang ini peresmian sebuah Universitas Islam menjadi ajang untuk aku dan teman-teman berkumpul. Tugas sebagai receptionist rupanya hanya sampai sepenggal kisah hingga kita akhirnya berada dalam satu ruangan untuk sekedar berdialog ringan. Bukan acara lagi yang menjadi bahasan utama, tetapi beralih ke bahasan fenomenal yang selalu hits di manapun tempatnya.
                Kali ini seorang teman sejawat dalam satu kantor rupanya terlibat cinta gengsi ehh cinta lokasi. Dalam bahasan kali ini kedua sejoli memiliki latar belakang problem yang “so deep”. Keduanya baru saja putus cinta lebih tragisnya masing-masing pasangan mereka dalam artian mantan memilih orang lain sebagai pasangan hidupnya. Banyak sekali spekulasi di antara keduanya. Dari latar belakang itulah yang membuat mereka akhirnya saling memendam rasa, karena mungkin mereka sekarang sama-sama tak memiliki pasangan.
                Awalnya sesama teman saling menggoda mereka dalam arti kerennya menjadi mak comblang. Akhirnya jadilah keduanya selalu menjadi topik utama bahan pembicaraan, candaan. Eits niat temen-temen baik lo…. Hal ini rupanya mendapat respon positif, hingga akhirnya timbul perasaan yang benar-benar riil. Keduanya saling menggoda, beradu kata, dan perhatian dengan cara mereka masing-masing. Pada hakikatnya perasaan kita itu selalu jujur, hingga apa yang terpancar di mata kita itu tidaklah bisa berbohong. Tapi setiap perjalanan pastilah ada batu kerikil yang menjadi sandungan.
                Latar belakang di atas memang bisa membawa nilai positif tetapi ternyata juga bisa menjadikan alasan untuk membuat alibi penilain and than the problems turn up. Akibat latar belakang jadilah ini sebuah cinta gengsi. Mengakui perasaan memang tak mudah apalagi seseorang perempuan berkata “iya” itu seolah menjadi haram hukumnya. Walhasil satu sama lain saling mencela, satu sama lain dan saling membanggakan diri sendiri. Padahal dalam hati mereka berkata iya “hehehe anak muda”. Yang jadi masalah utama ketika keduanya saling menceritakan mantan masing masing, apalagi saling membanggakan. Ayo lah kawan, sadarlah itu bisa menyakiti pasangan kalian sendiri. Yang satu tak mau mengakui, yang satunya mau mengakui tapi masih membanggakan mantan. Oh No… buang saja lah mantan terindah kalian dan terima seseorang yang mau menerima kalian apa adanya. Meski demikian dalam hal iini si cowok sudah serius ingin melangkah ke jenjang selanjutnya meski kadang di ucapannya masih mengandung sindiran. Semua itu semata-mata hanya ingin membuat sang cewek yakin. Semua kesimpulan di atas kami simpulkan dari sisi pikiran si cowok karena dari penuturannya si cewek masih ragu-ragu dan butuh bukti. Hehehe butuh bukti… Lamar donk…
                Ya begitulah realitanya cewek memang memiliki gengsi yang tinggi. Pajang status di bbm “OTewe ….” Lebih baik dari pada bbm untuk memberi tahu bahwa sebenarnya mereka berada di tempat yang sama. Ketika cewek ngambek cenderung minta perhatian lebih dan berharap cowok tanya “kenapa?”. Hehehe masih banyak lagi lah. Mungkin aku juga demikian. Hehehe. Tapi pada intinya semua itu hanya butuh saling mengerti dan menghargai, jika ada niat baik segera laksanakan saja. Jika memang sudah mantap maka segeralah melangkah hingga terjauh dari maksiat, fitnah dan saling menyakiti.

Ya Sohib, let's share

Menikah atau Mencintai Dalam Diam.

Begini, Islam sudah menetapkan 2 pilihan tadi yaitu Menikah atau Mencintai Dalam Diam. Untuk para muslim dan muslimah yang memang sudah siap menikah, tentu perkara jatuh cinta ini sangat mudah. Mereka bisa menikah ketika hatinya yakin dengan calonnya. Tapi, yaah namanya juga cinta, datangnya tidak bisa ditebak kapan dan kepada siapa ia tertaut, tanpa plih manusia, ia bisa saja datang kepada 2 manusia yang belum siap menikah. Bagaimana dengan mereka yang tiba-tiba jatuh cinta tapi belum siap menikah? Satu-satunya solusinya adalah Mencintai Dalam Diam.

Ketika seorang muslimah jatuh cinta..
Tidak perlulah sengaja memperlihatkan diri didepannya. Berusaha menarik perhatiannya dengan kecantikan kita. Berusaha mendekatinya dan asik bercanda berdua dengannya. Cukup dengan persiapkan dirimu untuk jodoh halalmu kelak. Persiapkan imanmu. Persiapkan sebaik-baiknya dengan ilmu agama dan ilmu dunia ( asal jangan ilmu hitam, ilmu pink ajaah lebih cantik :) ). Tutup auratnya dengan syar''i. Bentengi diri dengan puasa. Bacaan Alqur'an nya dipermantap. Kalau perlu hafalannya ditambah. Batasi diri dari pergaulan dengan lawan jenis, jaga jarak dengan dia. Serahkan semua kepada Allah. Pokoknya kalau lagi jatuh cinta ,kalem aja deh :)

Dalam mencintai dalam diam, hendaknya berusahalah menepis perasaan yang berkibar-kibar dalam hati. Hendaknya berusaha menyederhanakan hatinya. Dan juga akalnya. Berusaha tutup rahasia hatimu rapat-rapat. Cukup lepaskan semua perasaan dalam sebentuk doa. Doakan saja dia. Lepaskan semuanya dalam sujud. Heningkan ia dalam sujud di sepertiga malammu. Ceritakan semua perasaanmu kepada Allah. Berharaplah yang terbaik hanya kepada Allah. Jangan malah kau biarkan perasaanmu berceceran di social media dengan curhat kayak sinetron.

Karena dengan menyibukkan diri dengan ibadah dan kegiatan positif ,setidaknya jika seandainya dirimu ternyata tidak berjodoh dengannya atau ternyata perasaanmu malah berangsur-angsur hilang, kamu tidak akan rugi apa-apa. Tidak akan sia-sia. Tidak ada hati yang harus tersakiti. Juga tidak akan membuatmu malu akan apapun padanya. Terlebih malu pada Allah. Malah akan semakin membentuk dirimu sebaik-baiknya sebelum jodohmu yang sebenarnya datang menjemput. Ingat konsep jodoh dalam surah An-Nur ayat 26, kan? :')
Pahamkan perasaanmu bahwa jika laki-laki itu berakhlak, tentu dia tidak mengajakmu pacaran, tapi mendatangi ayahmu dan melamarmu untuk dinikahi baik-baik. Sesuai ajaran Rasulullah saw. ,kan? Jika kalian berjodoh, maka Allah akan pertemukan juga. Jika tidak berjodoh, maka Allah akan pertemukan dengan yang lebih baik buatmu.

Yaps, semua memang bisa dibicarakan dan jadi obrolan menarik..... Buat ukhti, akhi... jangan ragu lagi ya....