blue waves

blue waves

Sabtu, 06 September 2014

Jika Muslimah Jatuh Cinta (Maaf Saya Khilaf) #part 6



#Ups… Maaf Saya Khilaf….

                Beberapa waktu lalu aku sempat membaca sebuah blog “Hijab Alia” yang dalam topiknya juga membahas bagaimana jika muslimah jatuh cinta. Begitu pula banyak artikel yang saya baca, dan semuanya tetap berada dalam dua prinsip. Satu menikah dua mencintai dalam diam. Tetapi namanya juga manusia yang memang tak luput dari sebuah kesalahan. Kesalahan itu berawal dari bagaimana kita mampu mengoreksi diri. Meski pada dasarnya kita memegang kedua prinsip tersebut, tapi dalam langkahnya masih saja ada hal yang perlu diperbaiki.
Beberapa waktu yang lalu ketika sedang mengobrol dengan salah seorang teman aku bertanya. Bagaimana menurutmu apakah aku sudah layak mengenal seorang laki-laki? Dan dia menjawab. “Layak, dan bahkan sangat layak. Apalagi yang kamu ragukan?”. Kemudian aku bertanya lagi “Menurutmu baikkah jika seorang wanita mengenal lebih dari satu pria sbelum memutuskan untuk menikah?”. Dan dia kembali menjawab “Sangat boleh Ay, untuk bisa mengenal karakter pria mana yang pas kamu harus bisa membuka diri untuk mengenal mereka. Para pria juga akan melakukan hal yang sama.” Jawaban terakhir sedikit membuatku risau, apa iya saya harus mendekat dengan beberapa teman pria hanya untuk memahami sebuah karakter. Mungkin ada benarnya juga, tapi sayangnya selama ini aku tidak pernah berusaha melihat dari pandangan seorang pria. Dikarenakan tak banyak teman pria, selain itu memang aku sengaja memili batasan untuk berkomunikas. Menyeleksi itu wajar bagi siapapun personalnya. Tapi entah kenapa aku memiliki fikiranku sendiri, aku hanya akan mengenal satu orang saja yang aku anggap pas. Kita tidak tahu bagaimana setiap pemikiran orang. Aku hanya takut jika aku sudah mengenal seseorang yang aku anggap baik dan kemudian aku mengenal lagi orang lain, bagaimana jika orang aku anggap baik tersebut ternyata memang benar serius? Apa iya aku harus berbagi dengan orang lain juga? Bagaimana pula jika seseorang yang baik itu kemudian tahu?. Sederhana saja pemikiranku, banyak teman pria boleh, tapi untuk satu hal berjalanlah hanya dengan satu orang yang aku  anggap berhak melalui proses perjalanan. Masalah bagaimana akhir cerita, itu semua jadi rahasia Allah. Entah dalam hal ini tidak ada yang benar atau salah. Hanya masalah pilihan perjalanan saja.
Beberapa waktu yang lalu selepas obrolan di atas dengan perantara seorang teman aku menjalin sebuah komunikasi dengan seseorang. Entah kenapa ada sesuatu yang memaksaku untuk mau melihat dan mendengar bahwa ada jalan lurus berada di depanku. Hingga akhirnya aku putuskan untuk mencoba mengenal, dalam hal ini aku tidak lagi mematok untuk hanya sekedar berteman tetapi untuk bisa kembali berjalan bersama. Komunikasiku berjalan lancar, tak terasa pula terlontar kalimat-kalimat perhatian. Entah kenapa aku tidak bisa membatasi untuk selalu ingin tahu bagaimana keadaannya. Lambat laun aku tersadar bahwa apa yang aku lakukan sepertinya salah. Cinta dalam diam sudah mulai terkikis. Astaghfirullah… Mungkin juga ini karena aku hanya terfokus pada dia seorang. Setelah berjalan akhirnya aku menceritakan hal ini kepada seorang murabbi. Dan beliau berkata “Tak perlu ada kegelisahan dalam dirimu, tak perlu kamu menunjukkan siapa dirimu, tapi cukuplah kamu memberbaiki setiap hal dalam dirimu.” Insyallah jika kamu memintanya atas seizin Allah, Allah akan memberika jodoh terbaik untukkmu.  J Akhirnya kalimat itu cukup membuat paham apa yang harus aku lakukan. Jalan satu-satunya hanya mendoakan mu, hingga akhirnya Allah akan memberikan jawabah pasti. Entah bersamamu atau tidak ini jadi cara terbaik untuk mengenalmu. 
Kesalahan memang bisa terjadi, tapi belajar dari kesalahan dan memperbaiki diri itu yang harus kita hadapai meski tak mudah.

#Happy Sunday...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar