blue waves

blue waves

Senin, 08 September 2014

Citra dan Karakter Guru



Membangun Karakter Guru:  Built up teachers’ character!

Guru bukanlah sekadar pekerjaan, tetapi sebuah profesi.  Namun pada kenyataannya tak jarang kita menemukan guru yang tidak sesuai dengan profesinya sebagai guru.  Sering di media massa diberitakan sikap guru yang tidak wajar terhadap muridnya bahkan cenderung sadis.  Memang dilema seorang guru yang di sisi lain harus tetap menunjukkan sikap profesional, tegas dan berwibawa, namun juga diharapkan sikap guru lembut, telaten dan sabar. 
Banyak sekali artikel-artikel di media masa dan media online membahas tentang pembangunan karakter seorang guru yang dimaksudkan untuk menjalin hubungan dengan siswa. Kelak ketika karakter yang baik itu terbangun maka anak-anak bisa menjadi cinta dengan guru tersebut. Tapi sangat sedikit sekali artikel yang membahas tentang bagaimana membina karakter guru untuk hubungannya dengan sesama guru. Entah itu antar guru senior ataupun guru junior. Hakikat seorang guru bagi saya pribadi adalah bagaimana mengamalkan sebuah ilmu yang diperoleh dengan mengajar/ menyebarkan ilmu dengan harapan mendapatkan “berkah” atas apa yang dilakukan. Jika prinsip ini benar-benar dipakai saya rasa untuk profesi apapun pastinya ilmu akan lebih bermanfaat. Tetapi di lapangan rupanya masih banyak sekali hal yang masih dirasa kurang tolerir khususnya dalam membangun hubungan antar sesama guru. Beberapa waktu lalu ada seorang teman yang menjadi seorang guru di sebuah sekolah yang mengeluh dikarenakan adanya penerimaan yang kurang baik. Ada juga yang kasak-kusuk dikarenakan dia bukan dari perguruan tinggi negeri. Ada juga slentingan lain yang kurang bagus sampai di telinga. Berbeda pula katanya dengan penerimaan di sebuah sekolah yang berbasis madrasah dengan mengedepankan prinsip agamis dan “saling berbagi ilmu”, dari sini bisa dilihat begitu jauhnya karakter antara guru. Tapi semua itu hanya sebatas satu sudut pandang saja. Semua berbalik pada individual masing-masing, sebagai  pendidik yang baik citra seorang guru harusnya bisa dinilai baik pula. Jika kita mendapat ilmu maka berbagilah, karena dengan berbagi, ilmu itu akan membawa manfaat.
Hendaknya kita sadar bahwa menjaga silaturahmi itu ibarat kelopak, jika angin terlalu kencang berhembus maka kelopak bunga tersebut akan berguguran sebelum masanya. Tapi jika kelopak tersebut dijaga. Sampai layu pun kelopak itu akan tetap pada tangkainya. Krakter itu bukan sebuah pilihan, tapi kita bisa membangun dan memperbaikinya.

^_^ muhasabah yuk para pendidik….  

Sabtu, 06 September 2014

Jika Muslimah Jatuh Cinta (Maaf Saya Khilaf) #part 6



#Ups… Maaf Saya Khilaf….

                Beberapa waktu lalu aku sempat membaca sebuah blog “Hijab Alia” yang dalam topiknya juga membahas bagaimana jika muslimah jatuh cinta. Begitu pula banyak artikel yang saya baca, dan semuanya tetap berada dalam dua prinsip. Satu menikah dua mencintai dalam diam. Tetapi namanya juga manusia yang memang tak luput dari sebuah kesalahan. Kesalahan itu berawal dari bagaimana kita mampu mengoreksi diri. Meski pada dasarnya kita memegang kedua prinsip tersebut, tapi dalam langkahnya masih saja ada hal yang perlu diperbaiki.
Beberapa waktu yang lalu ketika sedang mengobrol dengan salah seorang teman aku bertanya. Bagaimana menurutmu apakah aku sudah layak mengenal seorang laki-laki? Dan dia menjawab. “Layak, dan bahkan sangat layak. Apalagi yang kamu ragukan?”. Kemudian aku bertanya lagi “Menurutmu baikkah jika seorang wanita mengenal lebih dari satu pria sbelum memutuskan untuk menikah?”. Dan dia kembali menjawab “Sangat boleh Ay, untuk bisa mengenal karakter pria mana yang pas kamu harus bisa membuka diri untuk mengenal mereka. Para pria juga akan melakukan hal yang sama.” Jawaban terakhir sedikit membuatku risau, apa iya saya harus mendekat dengan beberapa teman pria hanya untuk memahami sebuah karakter. Mungkin ada benarnya juga, tapi sayangnya selama ini aku tidak pernah berusaha melihat dari pandangan seorang pria. Dikarenakan tak banyak teman pria, selain itu memang aku sengaja memili batasan untuk berkomunikas. Menyeleksi itu wajar bagi siapapun personalnya. Tapi entah kenapa aku memiliki fikiranku sendiri, aku hanya akan mengenal satu orang saja yang aku anggap pas. Kita tidak tahu bagaimana setiap pemikiran orang. Aku hanya takut jika aku sudah mengenal seseorang yang aku anggap baik dan kemudian aku mengenal lagi orang lain, bagaimana jika orang aku anggap baik tersebut ternyata memang benar serius? Apa iya aku harus berbagi dengan orang lain juga? Bagaimana pula jika seseorang yang baik itu kemudian tahu?. Sederhana saja pemikiranku, banyak teman pria boleh, tapi untuk satu hal berjalanlah hanya dengan satu orang yang aku  anggap berhak melalui proses perjalanan. Masalah bagaimana akhir cerita, itu semua jadi rahasia Allah. Entah dalam hal ini tidak ada yang benar atau salah. Hanya masalah pilihan perjalanan saja.
Beberapa waktu yang lalu selepas obrolan di atas dengan perantara seorang teman aku menjalin sebuah komunikasi dengan seseorang. Entah kenapa ada sesuatu yang memaksaku untuk mau melihat dan mendengar bahwa ada jalan lurus berada di depanku. Hingga akhirnya aku putuskan untuk mencoba mengenal, dalam hal ini aku tidak lagi mematok untuk hanya sekedar berteman tetapi untuk bisa kembali berjalan bersama. Komunikasiku berjalan lancar, tak terasa pula terlontar kalimat-kalimat perhatian. Entah kenapa aku tidak bisa membatasi untuk selalu ingin tahu bagaimana keadaannya. Lambat laun aku tersadar bahwa apa yang aku lakukan sepertinya salah. Cinta dalam diam sudah mulai terkikis. Astaghfirullah… Mungkin juga ini karena aku hanya terfokus pada dia seorang. Setelah berjalan akhirnya aku menceritakan hal ini kepada seorang murabbi. Dan beliau berkata “Tak perlu ada kegelisahan dalam dirimu, tak perlu kamu menunjukkan siapa dirimu, tapi cukuplah kamu memberbaiki setiap hal dalam dirimu.” Insyallah jika kamu memintanya atas seizin Allah, Allah akan memberika jodoh terbaik untukkmu.  J Akhirnya kalimat itu cukup membuat paham apa yang harus aku lakukan. Jalan satu-satunya hanya mendoakan mu, hingga akhirnya Allah akan memberikan jawabah pasti. Entah bersamamu atau tidak ini jadi cara terbaik untuk mengenalmu. 
Kesalahan memang bisa terjadi, tapi belajar dari kesalahan dan memperbaiki diri itu yang harus kita hadapai meski tak mudah.

#Happy Sunday...

Sederhana Saja Ya Rabb....

Hadirkan dia yang kelak bisa membawaku kembali kepada Mu 

dalam keadaan Khusnul Khotimah ...... :)

Jika Muslimah Jatuh Cinta # Part 5



Catatan akhir Pekan


                Jelas dentum sound mengiringi tautan acara demi acara. Siang ini peresmian sebuah Universitas Islam menjadi ajang untuk aku dan teman-teman berkumpul. Tugas sebagai receptionist rupanya hanya sampai sepenggal kisah hingga kita akhirnya berada dalam satu ruangan untuk sekedar berdialog ringan. Bukan acara lagi yang menjadi bahasan utama, tetapi beralih ke bahasan fenomenal yang selalu hits di manapun tempatnya.
                Kali ini seorang teman sejawat dalam satu kantor rupanya terlibat cinta gengsi ehh cinta lokasi. Dalam bahasan kali ini kedua sejoli memiliki latar belakang problem yang “so deep”. Keduanya baru saja putus cinta lebih tragisnya masing-masing pasangan mereka dalam artian mantan memilih orang lain sebagai pasangan hidupnya. Banyak sekali spekulasi di antara keduanya. Dari latar belakang itulah yang membuat mereka akhirnya saling memendam rasa, karena mungkin mereka sekarang sama-sama tak memiliki pasangan.
                Awalnya sesama teman saling menggoda mereka dalam arti kerennya menjadi mak comblang. Akhirnya jadilah keduanya selalu menjadi topik utama bahan pembicaraan, candaan. Eits niat temen-temen baik lo…. Hal ini rupanya mendapat respon positif, hingga akhirnya timbul perasaan yang benar-benar riil. Keduanya saling menggoda, beradu kata, dan perhatian dengan cara mereka masing-masing. Pada hakikatnya perasaan kita itu selalu jujur, hingga apa yang terpancar di mata kita itu tidaklah bisa berbohong. Tapi setiap perjalanan pastilah ada batu kerikil yang menjadi sandungan.
                Latar belakang di atas memang bisa membawa nilai positif tetapi ternyata juga bisa menjadikan alasan untuk membuat alibi penilain and than the problems turn up. Akibat latar belakang jadilah ini sebuah cinta gengsi. Mengakui perasaan memang tak mudah apalagi seseorang perempuan berkata “iya” itu seolah menjadi haram hukumnya. Walhasil satu sama lain saling mencela, satu sama lain dan saling membanggakan diri sendiri. Padahal dalam hati mereka berkata iya “hehehe anak muda”. Yang jadi masalah utama ketika keduanya saling menceritakan mantan masing masing, apalagi saling membanggakan. Ayo lah kawan, sadarlah itu bisa menyakiti pasangan kalian sendiri. Yang satu tak mau mengakui, yang satunya mau mengakui tapi masih membanggakan mantan. Oh No… buang saja lah mantan terindah kalian dan terima seseorang yang mau menerima kalian apa adanya. Meski demikian dalam hal iini si cowok sudah serius ingin melangkah ke jenjang selanjutnya meski kadang di ucapannya masih mengandung sindiran. Semua itu semata-mata hanya ingin membuat sang cewek yakin. Semua kesimpulan di atas kami simpulkan dari sisi pikiran si cowok karena dari penuturannya si cewek masih ragu-ragu dan butuh bukti. Hehehe butuh bukti… Lamar donk…
                Ya begitulah realitanya cewek memang memiliki gengsi yang tinggi. Pajang status di bbm “OTewe ….” Lebih baik dari pada bbm untuk memberi tahu bahwa sebenarnya mereka berada di tempat yang sama. Ketika cewek ngambek cenderung minta perhatian lebih dan berharap cowok tanya “kenapa?”. Hehehe masih banyak lagi lah. Mungkin aku juga demikian. Hehehe. Tapi pada intinya semua itu hanya butuh saling mengerti dan menghargai, jika ada niat baik segera laksanakan saja. Jika memang sudah mantap maka segeralah melangkah hingga terjauh dari maksiat, fitnah dan saling menyakiti.

Ya Sohib, let's share

Menikah atau Mencintai Dalam Diam.

Begini, Islam sudah menetapkan 2 pilihan tadi yaitu Menikah atau Mencintai Dalam Diam. Untuk para muslim dan muslimah yang memang sudah siap menikah, tentu perkara jatuh cinta ini sangat mudah. Mereka bisa menikah ketika hatinya yakin dengan calonnya. Tapi, yaah namanya juga cinta, datangnya tidak bisa ditebak kapan dan kepada siapa ia tertaut, tanpa plih manusia, ia bisa saja datang kepada 2 manusia yang belum siap menikah. Bagaimana dengan mereka yang tiba-tiba jatuh cinta tapi belum siap menikah? Satu-satunya solusinya adalah Mencintai Dalam Diam.

Ketika seorang muslimah jatuh cinta..
Tidak perlulah sengaja memperlihatkan diri didepannya. Berusaha menarik perhatiannya dengan kecantikan kita. Berusaha mendekatinya dan asik bercanda berdua dengannya. Cukup dengan persiapkan dirimu untuk jodoh halalmu kelak. Persiapkan imanmu. Persiapkan sebaik-baiknya dengan ilmu agama dan ilmu dunia ( asal jangan ilmu hitam, ilmu pink ajaah lebih cantik :) ). Tutup auratnya dengan syar''i. Bentengi diri dengan puasa. Bacaan Alqur'an nya dipermantap. Kalau perlu hafalannya ditambah. Batasi diri dari pergaulan dengan lawan jenis, jaga jarak dengan dia. Serahkan semua kepada Allah. Pokoknya kalau lagi jatuh cinta ,kalem aja deh :)

Dalam mencintai dalam diam, hendaknya berusahalah menepis perasaan yang berkibar-kibar dalam hati. Hendaknya berusaha menyederhanakan hatinya. Dan juga akalnya. Berusaha tutup rahasia hatimu rapat-rapat. Cukup lepaskan semua perasaan dalam sebentuk doa. Doakan saja dia. Lepaskan semuanya dalam sujud. Heningkan ia dalam sujud di sepertiga malammu. Ceritakan semua perasaanmu kepada Allah. Berharaplah yang terbaik hanya kepada Allah. Jangan malah kau biarkan perasaanmu berceceran di social media dengan curhat kayak sinetron.

Karena dengan menyibukkan diri dengan ibadah dan kegiatan positif ,setidaknya jika seandainya dirimu ternyata tidak berjodoh dengannya atau ternyata perasaanmu malah berangsur-angsur hilang, kamu tidak akan rugi apa-apa. Tidak akan sia-sia. Tidak ada hati yang harus tersakiti. Juga tidak akan membuatmu malu akan apapun padanya. Terlebih malu pada Allah. Malah akan semakin membentuk dirimu sebaik-baiknya sebelum jodohmu yang sebenarnya datang menjemput. Ingat konsep jodoh dalam surah An-Nur ayat 26, kan? :')
Pahamkan perasaanmu bahwa jika laki-laki itu berakhlak, tentu dia tidak mengajakmu pacaran, tapi mendatangi ayahmu dan melamarmu untuk dinikahi baik-baik. Sesuai ajaran Rasulullah saw. ,kan? Jika kalian berjodoh, maka Allah akan pertemukan juga. Jika tidak berjodoh, maka Allah akan pertemukan dengan yang lebih baik buatmu.

Yaps, semua memang bisa dibicarakan dan jadi obrolan menarik..... Buat ukhti, akhi... jangan ragu lagi ya.... 

Jumat, 29 Agustus 2014

Secret of Me # Anak Pingit Part 1

Assalamu'alaika Ya Sohib....
   
          Suasana ruangan terkesan hening, 30 menit sebelum dering bel pulang sekolah berbunyi. Lelah sudah mulai merangkak dari ujung kaki, tapi semua terbayar dengan wajah anak-anak yang tak pernah surut untuk mengikuti pelajaran hingga usai. Tapi siang itu ada obrolan yang menarik dengan beberapa teman pengajar yang kebetulan beliau-beliau termasuk senior. Maklumlah belum ada hitungan bulan aku masih adaptasi dengan lingkungan. Kebetulan salah seorang di antaranya terbilang masih tetangga.
       "Ya Allah, ternyata samean to. Ngajar apa sekarang?"
       "Alhamdulilah Bu, mengajar Bahasa Inggris."
       "Kok ndak pernah ketemu, sekarang tinggal di mana?"
       "Tetep di rumah bulek, Bu Iyan."
       "Loh iya ta? Ndak pernah keliatan."
       "Wes punya pacar belum?"
       "Dereng Bu," 
deg.................................................
        "Kenapa???" 
Rumah kami hanya terpisah oleh gang, tapi memang bisa dipastikan hampir semua kegiatan aku lakukan di rumah. Pengajian rutin seminggu sekali ternyata hanya bisa menampakkan wajahku pada orang-orang tertentu termasuk Bu Iyan. (#red. nama disamarkan hehehe). Fenomena ini seperti bukan yang pertama kalinya, tapi hal ini memang masih jadi topik menarik untuk dibahas.

Ya Sohib....
Mungkin banyak alasan kenapa seseorang sampai saat dimana dia berada di usia matang  dia belum mengambil keputusan untuk pacaran. Dan banyak pula seseorang yang penasaran dengan berbagai alasan itu hingga menjadi sebuah perbincangan. Range 25 - 27 tahun bagi perempuan itu banyak di anggap sebagai usia matang untuk menikah. Tapi ada beberapa alasan yang aku temui kenapa tidak pacaran seperti masih meniti karir dan itu semua itu terasa biasa. Tapi ketika di tanya kenapa tidak pacaaran dan aku jawab "ndak boleh pacaran sama bapak." kenapa semua jadi menertawakan???? ada yang salah??? Ya, Sohib sedikit saja berbagi cerita. Memang keseharianku yang banyak memilih menghabiskan waktu di rumah sepulang kuliah maupun kerja mempbuat orang lain menganggap kurang pergaulan atau istilah kerennya kuper. Tapi hal itu tidak terus membuatku kurang berkomunikasi dengan orang lain, termasuk dengan tetangga. Banyak waktu kugunakan untuk berkomunikasi via hp atau sosmed dengan teman jika ingin berdiskusi. Hal itu aku lakukan semata-mata untuk membatasi tidak terlalu sering keluar rumah.

Perihal pacaran??? Sepengetahuanku dalam islam memang tidak di anjurkan untuk berpacaran. Ta'aruf saja kalau bisa disegerakan pula untuk menikah. Memang fenomena dan istilah pacaran itu sudah biasa di kalangan anak muda dan itu terjadi karena kebiasaan. dan meraka yang tidak berpacaran dianggap kuno dan kolot.Dulunya memang aku belum begitu paham kenapa tidak boleh pacaran walhasil pernah ngambek juga. Hehe... Lambat laun aku memahaminya perlahan. Ibaratnya seorang perempuan itu adalah kain sebagai penutup rumah, jika kain itu terbuka tentunya seisi tumah akan terlihat. Kain penutup itu terlihat dari luar, dan seseorang selalu memandang dan memperhatikan. Begitulah seorang anak perempuan meski seolah orang lain tak peduli tapi banyak mata yang memandang. Bagaimana dia bersikap, bertutur kata serta berbuat. Menjaga nama baik keluarga itu yang utama jangan sampai ketika seorang anak perempuan terlihat sering keluar dengan seseroarng yang bukan mahramnya kecuali itu calon atau suaminya.

Dan dari pemikiran tersebut aku yakinkan, bahwa seseorang berhak mengenalku tapi di rumah. bukan di luar rumah. Ketika seseorang itu serius pastilah Allah akan menunjukkan bagaimana jalan untuk bisa mendapatkan dalam ikatan yang sah. Pada hakikatnya perempuan juga berhak jatuh cinta tapi yang dilakukan hanya 3 hal, pertama sanggup menunggu seseorang yang dicintai dengan sabar, yang kedua boleh  menyatakan untuk meminta di nikahi supaya terhindar dari hawa nafsu, yang ketiga jika laki-laki itu menerima maka hendaklah dia berbahagia sedang saat lelaki itu belum mampu dan menolak maka hendaklah dia bersabar. Entah apapun anggapan orang lain tentang anak pingit lah, kuno lah, katrok atau apapun itu bagiku itu jalan untuk bisa menemukan kekasih pillihan Allah dan kelak hanya kepada dia yang aku panggil suami aku bisa melangkah tegak bersama. Jika sekarang orang berkata kuper dan tidak pernah jalan jalan dan menikmati masa muda itu hanya karna aku ingin menikmati perjalananku untuk pertama kali dengan seseorang yang bernama suami.

Ya Sohib..... Ya ukhti.... La Tahzan. Kuatkan pendirian kita untuk selalu bersabar bahwa Allah lah  tempat kita bersandar, dan Allah itu tidak pernah terlamat atau tergesa gesa. Allah itu selalu tepat waktu. Coba baca juga ya seperti yang sudah pernah aku tulis di cerpen "sudah punya calon?" ^_^ let's read

#malang malam ini

Related with: http://astianard.blogspot.com/2014/06/jodoh-ditangan-allah.html

Senin, 11 Agustus 2014

Jajanan Lawas: TETEL






Keberadaan salah satu budaya tak lupa diisyaratkan dengan wisata kuliner. Dari sabang  sampai merauke yang sambung menyambung menjadi satu seperti dalam lagu “dari sabang sampai merauke” juga mengisyaratkan dengan persatuan dan kesatuan. Meski harus satu satu seperti yang tersirat di “Sumpah Pemuda” tapi tetap saja ada perbedaan diantaranya. Kankita masih punya “Bhineka Tunggal Ika”. Haha… bahasannya jadi jauh ya darijudul semula. Intinya, kuliner yang berbeda-beda dalam suatu daerah itu bukan suatu pemecah tapi sebagai bentuk keragaman budaya yang ada di Indonesia.
                So,siapa yang belum tau jajanan asli Indonesia ini. “TETEL” keren ya…  mungkin hanya orang  luar jawa saja yang asing  dengan jajanan dari jawa ini. Terbuat dari ketan yang dikukus dan d haluskan bersama parutan kelapa , rasa gurih kelapa dan manis ketan menjadikan sajian rasa yang khas dan menggugah selera (jelas saja menarik buatku karena ini makanan favorit). Lumer dimulut memanjakan lidah saat mengunyahnya. Top lah… Tapi di balik takaran rasa yang pas jajanan ini menyimpan filosofi unik. Jajanan ini solah menjadi jajanan wajib saat acara lamaran dan nikahan sebagai salah satu seserahan, konon katanya si embah jajanan ini bisa mempererat hubungan seseorang “biar langgeng” seperti Lem Castol. Hehe…. Nah loh ada ada saja ya, berfikir ini sebuah mitos yang sudah turun temurun ya aku percaya saja saat embah mendongeng tentang tetel. Ada yang bilang “kalau nikahan ndak ada tetelnya, hubungannya ndak akan langgeng” …Ckckck  sadis ya. Penting mana sama Mahar(ups).  Sejauh dongen yang di ceritakan      akhirnya aku punya kesimpulan bahwa:
                “Tetel itu lebih tepat disebut symbol saja, bukan hal wajib yang dipercaya bisa mempererat dan memperlanggeng hubungan seseorang.  Layaknya bhineka tunggal ika kan juga symbol.Bagi aku pribadi, tetel memiliki arti tersendiri:
              Bahan dasar tetel itu dari ketanyang dihaluskan yang notabene bertekstur lembut dan lengket mungkin  ini bisa menjadi symbol mempererat hubungan tadi ya biar lengket terus sampai kakek nenek,

            Bahan lain yang ditambahkan yaitu kelapa muda, yang  bisa menimbulkan rasa gurih, mungkin jika di artikan bahwa dalam hidup setelah menikah nantinya itutidak hanya merasakan manis tapi kadang ada asin dan pahitnya juga , tapi jika kita menyikapinya sesuai dengan porsi yang pas hidup ini nantinya berasa gurih,tidak terlalu manis, tidak terlalu pahit, atau keasinan. Tergantung  bagaiamana kita meraciknya. Rasa tetel dalam realita pun demikian, semua tinggal melihat bagaimana kita meraciknya menjadi sajian yang pas.
Proses pembuatannya pun juga andil memiliki arti.
           Cara membuat tetel tradisional ini biasanya ditumbuk dengan alat yang disebut “ALU”, tampilannya sejenis dengan pemukul kasti. Hehe.Yang menumbuk harus orang yang memiliki tenaga kuat, karena semakin kuat tenaga untuk menumbuk akan semakin lembut tekstur yang dihasilkan dan akan semakin lembut. Nah keren nih, intinya dalam hidup semua butuh perjuangan untuk hasil yang akan kita capai, jika ingin hidup lebih baik ya berjuang dulu.
          Hasil tetel yang perfecto ….. setelah tetel jadi,biasanya kita tak puas dengan satu tampilan. Biasanya tetel bisa disajikan dalam bentuk goreng dengan kata kerennya “TETEL GORENG” .  Ibarat sifat dasar manusia yang tidak akan puas dengan satu hal. Tetel goreng ini ternyata juga punya makna (menurut saya)… Tetel disajikan dalam bentuk apapun pasti enak, hehe.Begitu pula hidup  semua jika dihadapi dengan bersyukur meski tidak puas tetep saja rasanya enak. Meski banyak tantangan yang harus di lalui, semua akan indah pada waktunya. Enak seperti hasil tetel goreng ini pada waktunya..

Hehe… tetel Oh tetel… ternyata punya makna yang keren ya.Tapi sudahlah ini hanya filosofi tetel yang diimplementasikan ke kehidupan ala “Saya”.Coba mungkin ada filosofi lain tentang tetel yang  kalian temukan. Mungkin temuan tetel di luar negeri, atau mungkin kenapa tetel berasal dari ketan dll… Berbagi itu indah…..Share ya jika ada fakta lain lagi tentang tetel.  Dan intinya Saya demen banget sama tetel, karena kecintaan saya terhadap tetel membuat saya memiliki imaginasi dan pandangan lain tentang tetel.  Sampai sampai orang kantor apal banget  ketikaada tetel pasti ingat aku “emang wajahku sekilas seperti tetel ya” hahaha …. Yang mau lamaran atau nikah jangan lupa tetelnya ya...

#Happy Sharing, by Me :)# Edisi kepingin tetel