blue waves

blue waves

Jumat, 29 Agustus 2014

Secret of Me # Anak Pingit Part 1

Assalamu'alaika Ya Sohib....
   
          Suasana ruangan terkesan hening, 30 menit sebelum dering bel pulang sekolah berbunyi. Lelah sudah mulai merangkak dari ujung kaki, tapi semua terbayar dengan wajah anak-anak yang tak pernah surut untuk mengikuti pelajaran hingga usai. Tapi siang itu ada obrolan yang menarik dengan beberapa teman pengajar yang kebetulan beliau-beliau termasuk senior. Maklumlah belum ada hitungan bulan aku masih adaptasi dengan lingkungan. Kebetulan salah seorang di antaranya terbilang masih tetangga.
       "Ya Allah, ternyata samean to. Ngajar apa sekarang?"
       "Alhamdulilah Bu, mengajar Bahasa Inggris."
       "Kok ndak pernah ketemu, sekarang tinggal di mana?"
       "Tetep di rumah bulek, Bu Iyan."
       "Loh iya ta? Ndak pernah keliatan."
       "Wes punya pacar belum?"
       "Dereng Bu," 
deg.................................................
        "Kenapa???" 
Rumah kami hanya terpisah oleh gang, tapi memang bisa dipastikan hampir semua kegiatan aku lakukan di rumah. Pengajian rutin seminggu sekali ternyata hanya bisa menampakkan wajahku pada orang-orang tertentu termasuk Bu Iyan. (#red. nama disamarkan hehehe). Fenomena ini seperti bukan yang pertama kalinya, tapi hal ini memang masih jadi topik menarik untuk dibahas.

Ya Sohib....
Mungkin banyak alasan kenapa seseorang sampai saat dimana dia berada di usia matang  dia belum mengambil keputusan untuk pacaran. Dan banyak pula seseorang yang penasaran dengan berbagai alasan itu hingga menjadi sebuah perbincangan. Range 25 - 27 tahun bagi perempuan itu banyak di anggap sebagai usia matang untuk menikah. Tapi ada beberapa alasan yang aku temui kenapa tidak pacaran seperti masih meniti karir dan itu semua itu terasa biasa. Tapi ketika di tanya kenapa tidak pacaaran dan aku jawab "ndak boleh pacaran sama bapak." kenapa semua jadi menertawakan???? ada yang salah??? Ya, Sohib sedikit saja berbagi cerita. Memang keseharianku yang banyak memilih menghabiskan waktu di rumah sepulang kuliah maupun kerja mempbuat orang lain menganggap kurang pergaulan atau istilah kerennya kuper. Tapi hal itu tidak terus membuatku kurang berkomunikasi dengan orang lain, termasuk dengan tetangga. Banyak waktu kugunakan untuk berkomunikasi via hp atau sosmed dengan teman jika ingin berdiskusi. Hal itu aku lakukan semata-mata untuk membatasi tidak terlalu sering keluar rumah.

Perihal pacaran??? Sepengetahuanku dalam islam memang tidak di anjurkan untuk berpacaran. Ta'aruf saja kalau bisa disegerakan pula untuk menikah. Memang fenomena dan istilah pacaran itu sudah biasa di kalangan anak muda dan itu terjadi karena kebiasaan. dan meraka yang tidak berpacaran dianggap kuno dan kolot.Dulunya memang aku belum begitu paham kenapa tidak boleh pacaran walhasil pernah ngambek juga. Hehe... Lambat laun aku memahaminya perlahan. Ibaratnya seorang perempuan itu adalah kain sebagai penutup rumah, jika kain itu terbuka tentunya seisi tumah akan terlihat. Kain penutup itu terlihat dari luar, dan seseorang selalu memandang dan memperhatikan. Begitulah seorang anak perempuan meski seolah orang lain tak peduli tapi banyak mata yang memandang. Bagaimana dia bersikap, bertutur kata serta berbuat. Menjaga nama baik keluarga itu yang utama jangan sampai ketika seorang anak perempuan terlihat sering keluar dengan seseroarng yang bukan mahramnya kecuali itu calon atau suaminya.

Dan dari pemikiran tersebut aku yakinkan, bahwa seseorang berhak mengenalku tapi di rumah. bukan di luar rumah. Ketika seseorang itu serius pastilah Allah akan menunjukkan bagaimana jalan untuk bisa mendapatkan dalam ikatan yang sah. Pada hakikatnya perempuan juga berhak jatuh cinta tapi yang dilakukan hanya 3 hal, pertama sanggup menunggu seseorang yang dicintai dengan sabar, yang kedua boleh  menyatakan untuk meminta di nikahi supaya terhindar dari hawa nafsu, yang ketiga jika laki-laki itu menerima maka hendaklah dia berbahagia sedang saat lelaki itu belum mampu dan menolak maka hendaklah dia bersabar. Entah apapun anggapan orang lain tentang anak pingit lah, kuno lah, katrok atau apapun itu bagiku itu jalan untuk bisa menemukan kekasih pillihan Allah dan kelak hanya kepada dia yang aku panggil suami aku bisa melangkah tegak bersama. Jika sekarang orang berkata kuper dan tidak pernah jalan jalan dan menikmati masa muda itu hanya karna aku ingin menikmati perjalananku untuk pertama kali dengan seseorang yang bernama suami.

Ya Sohib..... Ya ukhti.... La Tahzan. Kuatkan pendirian kita untuk selalu bersabar bahwa Allah lah  tempat kita bersandar, dan Allah itu tidak pernah terlamat atau tergesa gesa. Allah itu selalu tepat waktu. Coba baca juga ya seperti yang sudah pernah aku tulis di cerpen "sudah punya calon?" ^_^ let's read

#malang malam ini

Related with: http://astianard.blogspot.com/2014/06/jodoh-ditangan-allah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar