blue waves

blue waves

Senin, 04 Agustus 2014

Respect this re-post: what you eat, what “kills” you


DSC_0663
“You are what you eat” sudah umum kita dengar bukan :) so what”s next
Setelah melaksanakan satu bulan penuh puasa di bulan Ramadan umat muslim di dunia pasti merayakan Eid Mubarak, bertemu dan berkumpul bersama keluarga, kolega, teman dan sahabat yang tidak biasa dilakukan di hari – hari biasa, saling men-do’a-kan, meminta maaf dan me-ma’af-kan.

Banyak pelajaran yang saya perolah dari aktivitas di Eid Mubarak, dan beberapa hal yang terlewat dan tidak di perhatikan dengan benar adalah apa yang masuk ke dalam tubuh, apa yang kita makan, bukan hanya di perayaan Eid saja, ternyata di perayaan – perayaan lain dan hari – hari biasa, saya baru benar – benar sadar.
Bermula dari hantaran sebelum sholat Eid, hantaran ketupat dan opor ayam dari tetangga, yang saya makan, enak dan sangat gurih. Setalah pulang sholat Eid dan ritual – ritual Eid lainnya, saat makan siang saya memakan opor ayam olahan ibu saya, enak dan gurih tapi beda, yah tanpa bahan penyedap tambahan, dan saya baru tahu gurih hantaran dari tetangga saya di “bubuhi” penyedap tambahan, dari obrolan nya dengan tetangganya “saya ga mau ribet bu, beli bumbu jadi trus ditambah *******” dan semua pasti tahu bukan bahaya bumbu instant yang didalam nya terdapat pengawet dan apa resiko nya.

Hal – hal diatas tiba – tiba saja mengingatkan saya pada teman saya yang positif di diagnosa kanker getah bening stadium 3, banyak perubahan terjadi, warna kulit berubah, bejolan di dekat leher makin membesar, aktivitas terganggu dan “terpaksa” harus meninggalkan pekerjaan meskipun mendapatkan tunjangan bulanan selama satu tahun, tapi setelah itu harus survive sendiri untuk pengobatannya. Akhirnya diketahui penyebab pastinya adalah makan sembarangan semasa di kost, mie instant menjadi teman sehati dan seperut di kala lapar melanda dan malas masak atau mencari makanan di luar kost, alasannya klise MALAS dan sekarang harus di bayar dengan “MAHAL” rasa malasnya.
Atau saat saya berada di rumah sakit untuk menemani almarhum kakak ipar saya, yang dirawat di salah satu rumah sakit, ada pasien kanker getah bening di beberapa ruangan lain dan dengan jawabannya sama, saat saya tanya apa penyebab nya, berlebihan mengkonsumsi makanan instant dan berpengawet.

Mereka semua bukan lah orang – orang yang tidak melek info, mereka adalah orang – orang yang benar – benar update dan sedikit banyak tau tentang kesehatan, bahkan teman saya adalah mantan mahasiswa jurusan farmasi yang bekerja di perusahaan asing yang memproduksi obat – obatan kemo terapi dan HIV, jadi dengan sangat sadar mereka tau konsekwensi yang akan terjadi yaitu SAKIT, dengan berdalih “alah sesekali saja” it’s OK to say sesekali saja tapi jika setiap makan – makanan yang nyata – nyata berpengawet dan tahu bahwa itu berbahaya tapi selalu bilang sesekali saja berarti dengan sadar siap dengan resikonya, it’s fine sesekali saja tapi jika terus-terusan beralasan sesekali saja berkali – kali berarti secara langsung menimbun penyakit layaknya bom waktu yang sewaktu – waktu akan meledak!!
Atau saat saya menerima cerita dari salah satu kolega di Jakarta, salah satu anak temannya mengalami kebocoran ginjal, anak usia 5 tahun, setelah di teliti ternyata si anak banyak meng-konsumsi minuman teh gelasan dengan tagline 100% gula asli, gula asli sih gula asli, tapi pengawet nya juga asli, hanya dengan harga seribu per kemasan gelas, sakit yang diderita tak cukup bayar seribu perak sekali berobat.
Mereka – mereka yang melek akan info saja meremehkan kesadaran mereka akan kesehatan diatas kelezatan sesaat, apalagi masyarakat yang menelan mentah – mentah sebuah iklan, dengan embel – embel diolah dari bahan alami dan berasal dari alam, orang – orang selalu bilang ini loh alami dan bahannya juga sama kayak yang kita bikin, dan pengawet kimiawi pun terlupakan. Orang – orang lebih memilih membiarkan jambu berakhir menyusut keriput di kulkas sampai sebulan tak tersentuh dan lebih memilih syrup jambu atau jus jambu instant yang umurnya lebih dari delapan bulan dan bisa bertahan sampai tahun depan, dan bilang oh kadaluarsa nya masih lama atau membiarkan tomat berakhir membusuk dan memilih saos tomat yang umurnya bertahan sampai dua tahun.

Alasan bahwa sudah mendapatkan izin dari Dep.Kes , dan bilang udah ada registrasi dep.kes nya kok, tapi perlu diingat bahwa kadar konsumsi pun ada batas nya, kelemahan di Negara kita adalah tidak adanya edukasi lebih tentang bahaya makanan dan tidak di informasikan secara detail kadar batas konsumsi untuk tiap usia dan menyerahkan sepenuhnya ke masyarakat mau mengkonsumsi seberapa banyak. Karena bahan tertentu yang awalnya tidak berbahaya jika di konsumsi dengan batas tertentu akan menjadi berbahaya jika melewati batas nya, misalkan mie instant, dianjurkan untuk memakannya tidak boleh kurang dari 3 hari setelah makannya, karena menurut penelitian memakan instant selama tiga sampai empat hari berturut – turut kan berpotensi mengakibatkan amandel, kista, mioma dan yang paling berbahaya adalah kanker, lebih detailnya anda bisa googling sendiri mengenai bahaya makanan berpengawet.
So start for now, dengan menyayangi kesehetan anda sendiri sama dengan mencintai lingkungan dan orang – orang sekitar anda, let’s back to nature!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar