blue waves

blue waves

Senin, 11 Agustus 2014

Jajanan Lawas: TETEL






Keberadaan salah satu budaya tak lupa diisyaratkan dengan wisata kuliner. Dari sabang  sampai merauke yang sambung menyambung menjadi satu seperti dalam lagu “dari sabang sampai merauke” juga mengisyaratkan dengan persatuan dan kesatuan. Meski harus satu satu seperti yang tersirat di “Sumpah Pemuda” tapi tetap saja ada perbedaan diantaranya. Kankita masih punya “Bhineka Tunggal Ika”. Haha… bahasannya jadi jauh ya darijudul semula. Intinya, kuliner yang berbeda-beda dalam suatu daerah itu bukan suatu pemecah tapi sebagai bentuk keragaman budaya yang ada di Indonesia.
                So,siapa yang belum tau jajanan asli Indonesia ini. “TETEL” keren ya…  mungkin hanya orang  luar jawa saja yang asing  dengan jajanan dari jawa ini. Terbuat dari ketan yang dikukus dan d haluskan bersama parutan kelapa , rasa gurih kelapa dan manis ketan menjadikan sajian rasa yang khas dan menggugah selera (jelas saja menarik buatku karena ini makanan favorit). Lumer dimulut memanjakan lidah saat mengunyahnya. Top lah… Tapi di balik takaran rasa yang pas jajanan ini menyimpan filosofi unik. Jajanan ini solah menjadi jajanan wajib saat acara lamaran dan nikahan sebagai salah satu seserahan, konon katanya si embah jajanan ini bisa mempererat hubungan seseorang “biar langgeng” seperti Lem Castol. Hehe…. Nah loh ada ada saja ya, berfikir ini sebuah mitos yang sudah turun temurun ya aku percaya saja saat embah mendongeng tentang tetel. Ada yang bilang “kalau nikahan ndak ada tetelnya, hubungannya ndak akan langgeng” …Ckckck  sadis ya. Penting mana sama Mahar(ups).  Sejauh dongen yang di ceritakan      akhirnya aku punya kesimpulan bahwa:
                “Tetel itu lebih tepat disebut symbol saja, bukan hal wajib yang dipercaya bisa mempererat dan memperlanggeng hubungan seseorang.  Layaknya bhineka tunggal ika kan juga symbol.Bagi aku pribadi, tetel memiliki arti tersendiri:
              Bahan dasar tetel itu dari ketanyang dihaluskan yang notabene bertekstur lembut dan lengket mungkin  ini bisa menjadi symbol mempererat hubungan tadi ya biar lengket terus sampai kakek nenek,

            Bahan lain yang ditambahkan yaitu kelapa muda, yang  bisa menimbulkan rasa gurih, mungkin jika di artikan bahwa dalam hidup setelah menikah nantinya itutidak hanya merasakan manis tapi kadang ada asin dan pahitnya juga , tapi jika kita menyikapinya sesuai dengan porsi yang pas hidup ini nantinya berasa gurih,tidak terlalu manis, tidak terlalu pahit, atau keasinan. Tergantung  bagaiamana kita meraciknya. Rasa tetel dalam realita pun demikian, semua tinggal melihat bagaimana kita meraciknya menjadi sajian yang pas.
Proses pembuatannya pun juga andil memiliki arti.
           Cara membuat tetel tradisional ini biasanya ditumbuk dengan alat yang disebut “ALU”, tampilannya sejenis dengan pemukul kasti. Hehe.Yang menumbuk harus orang yang memiliki tenaga kuat, karena semakin kuat tenaga untuk menumbuk akan semakin lembut tekstur yang dihasilkan dan akan semakin lembut. Nah keren nih, intinya dalam hidup semua butuh perjuangan untuk hasil yang akan kita capai, jika ingin hidup lebih baik ya berjuang dulu.
          Hasil tetel yang perfecto ….. setelah tetel jadi,biasanya kita tak puas dengan satu tampilan. Biasanya tetel bisa disajikan dalam bentuk goreng dengan kata kerennya “TETEL GORENG” .  Ibarat sifat dasar manusia yang tidak akan puas dengan satu hal. Tetel goreng ini ternyata juga punya makna (menurut saya)… Tetel disajikan dalam bentuk apapun pasti enak, hehe.Begitu pula hidup  semua jika dihadapi dengan bersyukur meski tidak puas tetep saja rasanya enak. Meski banyak tantangan yang harus di lalui, semua akan indah pada waktunya. Enak seperti hasil tetel goreng ini pada waktunya..

Hehe… tetel Oh tetel… ternyata punya makna yang keren ya.Tapi sudahlah ini hanya filosofi tetel yang diimplementasikan ke kehidupan ala “Saya”.Coba mungkin ada filosofi lain tentang tetel yang  kalian temukan. Mungkin temuan tetel di luar negeri, atau mungkin kenapa tetel berasal dari ketan dll… Berbagi itu indah…..Share ya jika ada fakta lain lagi tentang tetel.  Dan intinya Saya demen banget sama tetel, karena kecintaan saya terhadap tetel membuat saya memiliki imaginasi dan pandangan lain tentang tetel.  Sampai sampai orang kantor apal banget  ketikaada tetel pasti ingat aku “emang wajahku sekilas seperti tetel ya” hahaha …. Yang mau lamaran atau nikah jangan lupa tetelnya ya...

#Happy Sharing, by Me :)# Edisi kepingin tetel

2 komentar: