blue waves

blue waves

Jumat, 08 Agustus 2014

Resiko Penulis : How to Appreciate it!

"Om, ada info menarik di blog ku. Baca ya..."
"Memangnya info apa? paling juga motivasi."
"Ya... lumayan lah, insyaallah bisa membantu mengobati sedikit rasa gelisahmu. Daripada terlarut dalam sebuah problem, alihkan saja ke sesuatu yang bermanfaat."
"Hemm iya iya iya... nanti.."

Deg deg ser...... Aku menulis dengan penuh semangat, mencoba se-inspiratif mungkin, dan se-fleksibel mungkin tergantung dari sebuah problem dan sudah ditata dengan bahasa yang gamblang. Tapi Oh No.... ketika obrolan singkat yang termaktub di atas menjadi sebuah problem alami yang harus dihadapi oleh seorang penulis. Apalagi yang masih amatiran sepertiku. Belum juga dibaca tetapi sudah di "judge" seperti itu. Tersayat rasanya seperti diiris sembilu (Hahaha... repeat bahasa gaul penulis). Rasanya ingin aku kubur hidup hidup pena dan kertas hingga tidak ada lagi tulisanku yang aku banggakan (karena nulisnya pake laptop, jadi kertas dan pena aman).

Yap... Ya sohib, tulisan ini sebenarnya sebuah kolaborasi dari beberapa pemikiranku dengan seorang teman, "Muzzaki Tohir" tepatnya. Gara-gara statusku di bbm bisa menjadi beberapa bahasan unik. Beberapa waktu lalu ini juga sempat aku bahas dengan beberapa teman penulis. Jika biasanya resiko penulis di banyak artikel itu dibikin teoritis kalau di tulisan ini lebih naturalis dan lebih kerennya kita sebut "Derita Penulis" yang kebanyakan berasal dari perasaan penulis langsung yang dibikin miris oleh pembacanya. Berikut beberapa resiko penulis:

1. Belum di baca sudah di "judge"
    Persis seperti yang aku alami di atas, semua ini bisa di awali dari judul. Kebetulan sih tema dan judul yang aku buat memang masalah motivasi. Itu pun karena aku berbaik hati ingin membantu memberikan solusi si Om. Tapi oh tapi belum juga dibaca sudah ditampik. Terkadang  memang  judul itu bisa membawa feel seseorang untuk bisa minat membaca. Itu  sudah  menjadi  "first way" untuk penulis agar tulisannya di baca meski terkadang isi yang terkandung  di dalamnya kurang  begitu berbobot. Tapi STOP "Judge" us as writer---  jangan  hakimi kami sebagai penulis (angkat alis). Hargai kita sebagai penulis, bagaimana caranya?? Ketika seorang penulis mempublikasikan tulisannya untuk dibaca setidaknya katakan "iya" sebagai bentuk apresiasi. Jangan patahkan semangat mereka yang ingin menulis, khusunya orang-orang di sekitar anda. (hehee kelihatan  maksa).

2. Penulis berekspresi dikira curhat
    Yap... memang sih kebanyakan penulis itu mengekspresikan apa yang menjadi imaginasinya dan cenderung curhat. Tapi coba deh pahami maksud si penulis yang selalu memiliki perasaan untuk "berbagi" . Curhatan meraka itu dimaksudkan untuk memberikan ruang pembaca merasakan bagaimana ketika pembca berada di posisinya. Nantinya jika keadaan itu menimpa pembaca, setidaknya pembaca memiliki wawasan untuk bisa mengatasinya. Ada banyak cara seseorang itu mengekspresikan curhatan salah satunya dengan menulis. Entah itu cerpen, artikel, novel, atau hanya sebuah diary.

3.  Korek-korek masalah orang
     Hiks hiks... pengen nangis sambil mojok. Mbak, Mas, Buk, Pak, Dek dan semuanya ingat kami "berbagi" bukan mengorek. (korek api kalee... ). Iya beberapa waktu yang lalu ada seorang teman penulis yang mengalami masalah ini, saat sedang membuat artikel ternyata tidak sengaja teman si penulis ini merasa tersinggung. Owh, miris para pembaca memang sensitif. Tapi kebetulan memang masalahnya hampir 90 persen mirip jadi seolah mengarah ke teman si penulis tadi. Walhasil teman si penulis tadi merasa bahwa dia dirugikan. Uph,.... tolong dong pembaca bisa mengoreksi diri dulu sebelum tersinggung dengan sebuah tulisan. Jika memang yang dibahas itu merupaka sisi buruk ya tidak ada salahnya sebagai pembaca kita sadar dan mencoba berubah (loh... ada hikmah baik kan?). Jadi jangan marah dan tersinggung dulu ya readers... Berterima kasihlah karena penulis menyadarkan.


Ya sohib, beberapa point di atas sebenarnya sudah mewakili semua perasaan penulis. Tapi intinya kita harus bijaksana dalam menyikapi setiap permasalahan. Bagi pembaca, berbesar hatilah jika ada sesuatu hal dalam sebuah karya tulisan yang tanpa sengaja memiliki kemiripan. Jangan mudah meng'judge karya orang karena belum tentu kita bisa berkarya. Untuk para writers tolong dong jangan berhenti belajar bikin tulisan yang baik juga. Supaya pembaca juga ndak bosen dan kita bisa menghasilkan tulisan yang berkualitas.

Keep writing and reading all.....

"astianard ^_^"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar