blue waves

blue waves

Jumat, 04 Juli 2014

Hakikat Maaf

Muslim dan Muslimah Tangguh (2) : Hakikat Saling Memaafkan 


"Alhamdulilah Allah masih memberikan kesempatan untuk bisa bersua dengan Ramadhan. Bertepatan dengan jumat Mubarak aku minta minta maaf untuk segala khilafku. Untuk lisan dan hatiku yang tak terjaga hingga sengaja ataupun tidak bisa membuat kecewa. Tolong dimaafkan Ya. Semoga Allah memberikan ketengan agar Ibadah kita bisa istiqomah hingga ramadhan usai"

........ sent. July, 4th 2014

Rentetan kata-kata maaf di atas berjajar dan sengaja didesign dengan indah oleh sang pengirim dengan tujuan apabila memang ada ganjalan di hati pnerima, seyogyanya penerima tersebut bisa membalas niat dengan baik pula. Tetapi mungkin setiap hari jumat yang kita maknai dengan Jumat Mubarak si pengirim selalu mengirim pesan maaf dan mungkin juga itu dianggap sering oleh penerima maka untuk pesan terakhir si penerima tidak lagi memberikan balasan. Hingga membuat pengirim ataupun penerima menjadi salah faham. Padahal semuanya tak lepas dari niat baik.

Ya Sohib, supaya tidak ada salah faham seperti cerita di atas simak ulasannya yuk....

Kata maaf memang biasanya sangat lazim kita dengan di penghujung suatu konflik atau permasalahan, tetapi pada hakikatnya tidak ada yang salah dengan permintaan maaf yang kita ungkapkan terhadap orang lain. Entah itu kita terlibat suatu konflik ataupun tidak. Allah berfirman:

 “Maka disebabkan rahmat dari Allâh-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allâh. Sesungguhnya Allâh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS Ali ‘Imron [3]: 159)

Kita hanya manusia biasa yang tak luput dari dosa. Kita tidak bisa memahami apa yang di rasakan oleh orang lain begitu pula orang lain tidak bisa merasakan apa yang kita fikirkan. Jangankan kita utarakan dalam lisan dan perbuatan, terbesit di dalam fikiran tentang hal buruk seseorang saja itu dilarang oleh agama. Takutnya jika diteruskan itu bisa menimbulkan suudzon bahkan bisa menjadi fitnah. Naudzubillah ....
Bahkan orang yang sudah berumahtanggapun, masih memiliki pemikiran masing-masing yang terkadang butuh rasa saling memaafkan. Contoh saja hal kecil: Ketika istri sudah berusaha memasak untuk sang suami, tetapi masakan sang istri tidak cocok di lidah suami. Dalam hati suami pastilah terbesit, masakan ini tidak enak hingga nampak dalam ekspresi wajah suami meski suami sudah berusaha menutupi. Begitu pula sang istri ang menangkap respon sang suami pastilah merasa ada yang aneh. Seolah sang suami menolak. Nah, disinilah peran muhasabah (introspeksi) dan saling memaafkan harus di terapkan, hingga tidak ada lagi salah faham. Karena sesungguhnya komunikasi itu menjadi salah satu faktor terbesar adanya salah faham.

Salah satu pengetahuan yang sudah lama kita simpan berkaitan dengan masalah ini adalah dosa orang tidak dimaafkan kecuali orang yang dirugikan memberi maaf. Memang ada kemungkinan orang yang menjadi korban dari perbuatan dzalim kita akan memberi maaf. Namun, ada kemungkinan juga dia tidak memberikan maaf. Dia simpan kebencian dan kemarahan dalam hatinya. Kalau itu yang terjadi, dosa tetap tersandang dalam diri kita.

Oleh sebab itu jangan abaikan untuk meminta maaf. Sebisa mungkin sempatkan untuk bisa mengucap maaf meski tangan tak berjabat. Meminta maaf, menjadi pilihan yang lebih menjamin kepastian dihapuskannya dosa-dosa. Meminta maaf jelas merupakan salah satu bentuk kerendahhatian (tawadhu’) pribadi dan tentu juga merupakan salah satu bentuk keberanian manusia. Begitu pula memaafkan, jangan abaikan seseorang yang berusaha meminta maaf kepada kita meski perasaan kita mengatakan bahwa tidak ada konflik di antara keduanya. Jangan pernah merasa terganggu pula dengan teman yang berusaha meminta maaf. Tawadhu'lah untuk bisa saling memaafkan. Karena surga Allah menanti untuk orang yang bisa saling memafkan.

Ya sohib, semoga bisa bermanfaat ya.... Marhaban Ya Ramadhan...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar