Assalmu’alikum Warahmatullahi
Wabarakatuh….
Semalam
keadaan tidak begitu baik, entah kenapa hati ini dirundung kegelisahan. Otak
ini bekerja dengan cepat, untuk dapat menggambarkan pemikiran-pemikiran. Ingin
rasanya tangan ini beradu dengan pena, tapi rasanya sudah tidak ada ide. Suasana
ini terbawa hingga sahur menjelang, apalagi pagi ini rupanya tidak ada sajian
khusus untuk sahur. Kebetulan hanya berdua saja dengan Ibu, menu pagi ini hanya
tumis kangkung dan telur asin. Aku yang notabene tidak suka dengan telur asin
mengurungkan niat saja untuk bersantap sahur dan menegak segelas air putih.
Masih saja terbawa suasana, hati ini semakin mendung dan aku putuskan untuk
membuka beberapa file tulisan di laptop. Selang beberapa saat tanpa sengaja aku
meng-klik sebuah folder foto tanpa nama yang tak disangka isinya foto kegiatan
santunan ramadhan untuk anak jalanan yang aku adakan dengan remaja masjid tahun
lalu….. Astaghfirullah sesaat hatiku terdiam dan tersadar, pagi ini satu ni’mat
aku abaikan. Sedang diluar sana masih banyak orang-orang yang lebih
membutuhkan.
Ya
Sohib… Alhamdulilahirobbil’alamin kita masih dikaruniai syukur atas sebuah
nikmat. Kita tahu bahwa Allah SWT akan menambah nikmat seseorang yang
bersyukur, sedang Allah SWT. Akan memberikan adzab untuk orang yang kufur.
Naudzubillah…. Akan tetapi, bagaimana kita bisa mensyukuri nikmat Allah?
Pertanyaan ini sederhana tetapi spertinya jawabannya tidak sederhana. Dari
contoh sederhana di atas kita bisa mengambil hikmah bagaimana memahami nikmat
sehingga kita bisa benar-benar bersyukur.
Ya
Sohib Allah SWT. Memberikan nikmat dengan berbagai jalan. Alangkah baiknya jika kita memperhatikan yang memberi nikmat, bukan
hanya sekedar memperhatikan nikmat yang diberikan. Teringat foto kegiatan
santunan anak jalanan tadi jadi teringat bagaimana kesan mereka ketika kita
berbagi sedekah meski hanya sekotak nasi, mereka makan dengan lahapnya. Tak
lupa mereka berterima kasih karena bisa makan enak, selama ini mereka makan
seadanya bahkan jika tidak ada uang ya terpaksa harus menahan lapar. Terpancar
jelas di wajah mereka rona kebahagiaan. Mereka menjabat tangan kami sembari
mengucapkan doa untuk kami, entah itu agar rizkinya bertambah, bisa sukses,
apapun yang diinginkan bisa diijabah. Alhamdulillah. Mereka bangga karena kami
masih memperhatikan dan peduli dengan
mereka. Nah, Ya Sohib… jika demikian halnya mengapa kita tidak pernah puas
dengan apa yang sudah Allah SWT. berikan kepada kita? Berapa banyak yang sudah
diberikan kepada kita? Dan berapa banyak kita bersyukur. Sungguh semuanya tidak
pernah sepadan. Begitu sayangnya Allah kepada kita hingga setiap detik kita
tidak pernah lepas dari nikmatnya. Mulai dari udara yang kita hirup, mata yang
setiap beberapa detik bisa berkedip, semua anggota tubuh yang masih berfungsi
normal. Subhanallah…
Ya
Sohib, coba kita lihat dan perhatikan apa yang ada dalam diri kita, bukan pada
diri orang lain. Lihat dan perhatikan apa yang sudah kita dapatkan, bukan apa
yang belum kita capai. Kita membutuhkan kesehatan, Allah sudah berikan. Kita
membutuhkan rezeki, Allah sudah berikan meski ukuran rezeki setiap orang
berbeda. Kita butuhkan rasa nyaman, allah berikan kenyaman untuk bisa menghirup
udara setiap detiknya. Tetapi jika yang kita lihat apa yang belum kita miliki
maka bukan syukur yang kita dapat melainkan kekufuran. Kita boleh melihat ke
atas untuk sebuah masa depan, tetapi jika itu membuat kita tersiksa atas apa
yang belum kita capai maka sebaiknya cobalah lihat ke bawah masih banyak
orang-orang yang lebih membutuhkan. Masih berjajar di bawah garis kemiskinan.
Jangan pernah egois tak memikirkan mereka, jangan pernah merasa masalah kita
lah yang paling pelik padahal masih banyak masalah mereka jauh lebih pelik tapi
mereka tetap bersabar dan bersyukur.
Ya
Sohib … Sejatinya seseorang yang senantiasa bersyukur atas nikmat Allah, maka
Allah akan memberikan tambahan nikmat. Baik itu berupa nikmat lahir maupun
batin. Seseorang yang mendapat rezeki berupa uang dan bersyukur maka dengan
syukur itu akan bertambah ketentraman batinnya, meski mungkin rezeli yang
diharapkan belum sesuai dengan harapan. Contoh lagi seseorang yang memiliki
istri yang shalihah dan memperlakukan istrinya dengan sebai-baiknya dan dengan
itu pula bertambah kesalihahan istrinya dan semakin patuh pula terhadap suami.
Meskipun paras sang istri tak begitu cantik, subhanallah Allah menambah nikmat
tentram pada suami.
Ya
sohib jika sebaliknya, seseorang yang tidak mau bersyukur atas nikmat Allah
SWT. maka siksaan Allah sangatlah pedih. Baik siksaan lahir ataupun batin.
Contoh saja saat Allah memberikan nikmat makanan untuk bisa dinikmati meski
sederhana, saat kita bersyukur maka makanan itu akan terasa nikmat, tetapi jika
kita mengeluh maka secara batin kita tidak bisa merasakan nikmatnya.
Ya
sohib nikmat apapun yang Allah tambahkan baik lahir maupun batin , maka kita
serahkan semua kepada Allah. Tugas kita hanya bersyukur. Sedang syukur bisa
dilakukan dengan lisan, dengan mengucap Hamdalah (Alhamdulillahirobbil’alamin).
Syukur yang dilakukan dengan perbuatan adalah dengan menggunakan nikmat yang
diberikan oleh Allah di jalan yang diridhoi Allah, bukan yang dimurkai Allah.
Jangan sampai kita kufur kepada Allah dan menjadikan kita syirik.
Naudzubillahimindzalik…
Semoga
catatan kecil ini bermanfaat dan bisa meningkatkan keimanan kita di bulan
ramadhan ini. Waasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar