Catatan akhir Pekan
Jelas
dentum sound mengiringi tautan acara demi acara. Siang ini peresmian sebuah
Universitas Islam menjadi ajang untuk aku dan teman-teman berkumpul. Tugas
sebagai receptionist rupanya hanya sampai sepenggal kisah hingga kita akhirnya
berada dalam satu ruangan untuk sekedar berdialog ringan. Bukan acara lagi yang
menjadi bahasan utama, tetapi beralih ke bahasan fenomenal yang selalu hits di
manapun tempatnya.
Kali
ini seorang teman sejawat dalam satu kantor rupanya terlibat cinta gengsi ehh
cinta lokasi. Dalam bahasan kali ini kedua sejoli memiliki latar belakang
problem yang “so deep”. Keduanya baru saja putus cinta lebih tragisnya
masing-masing pasangan mereka dalam artian mantan memilih orang lain sebagai
pasangan hidupnya. Banyak sekali spekulasi di antara keduanya. Dari latar
belakang itulah yang membuat mereka akhirnya saling memendam rasa, karena
mungkin mereka sekarang sama-sama tak memiliki pasangan.
Awalnya
sesama teman saling menggoda mereka dalam arti kerennya menjadi mak comblang.
Akhirnya jadilah keduanya selalu menjadi topik utama bahan pembicaraan,
candaan. Eits niat temen-temen baik lo…. Hal ini rupanya mendapat respon
positif, hingga akhirnya timbul perasaan yang benar-benar riil. Keduanya saling
menggoda, beradu kata, dan perhatian dengan cara mereka masing-masing. Pada
hakikatnya perasaan kita itu selalu jujur, hingga apa yang terpancar di mata
kita itu tidaklah bisa berbohong. Tapi setiap perjalanan pastilah ada batu
kerikil yang menjadi sandungan.
Latar
belakang di atas memang bisa membawa nilai positif tetapi ternyata juga bisa
menjadikan alasan untuk membuat alibi penilain and than the problems turn up.
Akibat latar belakang jadilah ini sebuah cinta gengsi. Mengakui perasaan memang
tak mudah apalagi seseorang perempuan berkata “iya” itu seolah menjadi haram
hukumnya. Walhasil satu sama lain saling mencela, satu sama lain dan saling
membanggakan diri sendiri. Padahal dalam hati mereka berkata iya “hehehe anak
muda”. Yang jadi masalah utama ketika keduanya saling menceritakan mantan
masing masing, apalagi saling membanggakan. Ayo lah kawan, sadarlah itu bisa
menyakiti pasangan kalian sendiri. Yang satu tak mau mengakui, yang satunya mau
mengakui tapi masih membanggakan mantan. Oh No… buang saja lah mantan terindah
kalian dan terima seseorang yang mau menerima kalian apa adanya. Meski demikian
dalam hal iini si cowok sudah serius ingin melangkah ke jenjang selanjutnya
meski kadang di ucapannya masih mengandung sindiran. Semua itu semata-mata
hanya ingin membuat sang cewek yakin. Semua kesimpulan di atas kami simpulkan
dari sisi pikiran si cowok karena dari penuturannya si cewek masih ragu-ragu
dan butuh bukti. Hehehe butuh bukti… Lamar donk…
Ya
begitulah realitanya cewek memang memiliki gengsi yang tinggi. Pajang status di
bbm “OTewe ….” Lebih baik dari pada bbm untuk memberi tahu bahwa sebenarnya
mereka berada di tempat yang sama. Ketika cewek ngambek cenderung minta perhatian
lebih dan berharap cowok tanya “kenapa?”. Hehehe masih banyak lagi lah. Mungkin aku juga demikian. Hehehe. Tapi
pada intinya semua itu hanya butuh saling mengerti dan menghargai, jika ada
niat baik segera laksanakan saja. Jika memang sudah mantap maka segeralah
melangkah hingga terjauh dari maksiat, fitnah dan saling menyakiti.
Ya Sohib, let's share
Menikah atau Mencintai Dalam Diam.
Begini, Islam sudah menetapkan 2 pilihan tadi yaitu Menikah
atau Mencintai Dalam Diam. Untuk para muslim dan muslimah yang memang sudah
siap menikah, tentu perkara jatuh cinta ini sangat mudah. Mereka bisa menikah
ketika hatinya yakin dengan calonnya. Tapi, yaah namanya juga cinta, datangnya
tidak bisa ditebak kapan dan kepada siapa ia tertaut, tanpa plih manusia, ia
bisa saja datang kepada 2 manusia yang belum siap menikah. Bagaimana dengan
mereka yang tiba-tiba jatuh cinta tapi belum siap menikah? Satu-satunya
solusinya adalah Mencintai Dalam Diam.
Ketika seorang muslimah jatuh cinta..
Tidak perlulah sengaja memperlihatkan diri didepannya.
Berusaha menarik perhatiannya dengan kecantikan kita. Berusaha mendekatinya dan
asik bercanda berdua dengannya. Cukup dengan persiapkan dirimu untuk jodoh
halalmu kelak. Persiapkan imanmu. Persiapkan sebaik-baiknya dengan ilmu agama
dan ilmu dunia ( asal jangan ilmu hitam, ilmu pink ajaah lebih cantik :) ).
Tutup auratnya dengan syar''i. Bentengi diri dengan puasa. Bacaan Alqur'an nya
dipermantap. Kalau perlu hafalannya ditambah. Batasi diri dari pergaulan dengan
lawan jenis, jaga jarak dengan dia. Serahkan semua kepada Allah. Pokoknya kalau
lagi jatuh cinta ,kalem aja deh :)
Dalam mencintai dalam diam, hendaknya berusahalah menepis
perasaan yang berkibar-kibar dalam hati. Hendaknya berusaha menyederhanakan
hatinya. Dan juga akalnya. Berusaha tutup rahasia hatimu rapat-rapat. Cukup
lepaskan semua perasaan dalam sebentuk doa. Doakan saja dia. Lepaskan semuanya
dalam sujud. Heningkan ia dalam sujud di sepertiga malammu. Ceritakan semua
perasaanmu kepada Allah. Berharaplah yang terbaik hanya kepada Allah. Jangan
malah kau biarkan perasaanmu berceceran di social media dengan curhat kayak
sinetron.
Karena dengan menyibukkan diri dengan ibadah dan kegiatan
positif ,setidaknya jika seandainya dirimu ternyata tidak berjodoh dengannya
atau ternyata perasaanmu malah berangsur-angsur hilang, kamu tidak akan rugi
apa-apa. Tidak akan sia-sia. Tidak ada hati yang harus tersakiti. Juga tidak
akan membuatmu malu akan apapun padanya. Terlebih malu pada Allah. Malah akan
semakin membentuk dirimu sebaik-baiknya sebelum jodohmu yang sebenarnya datang
menjemput. Ingat konsep jodoh dalam surah An-Nur ayat 26, kan? :')
Pahamkan perasaanmu bahwa jika laki-laki itu berakhlak,
tentu dia tidak mengajakmu pacaran, tapi mendatangi ayahmu dan melamarmu untuk
dinikahi baik-baik. Sesuai ajaran Rasulullah saw. ,kan? Jika kalian berjodoh,
maka Allah akan pertemukan juga. Jika tidak berjodoh, maka Allah akan
pertemukan dengan yang lebih baik buatmu.
Yaps, semua memang bisa dibicarakan dan jadi obrolan menarik..... Buat ukhti, akhi... jangan ragu lagi ya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar