#Ups… Maaf Saya Khilaf….
Beberapa
waktu lalu aku sempat membaca sebuah blog “Hijab Alia” yang dalam topiknya juga
membahas bagaimana jika muslimah jatuh cinta. Begitu pula banyak artikel yang saya
baca, dan semuanya tetap berada dalam dua prinsip. Satu menikah dua mencintai
dalam diam. Tetapi namanya juga manusia yang memang tak luput dari sebuah
kesalahan. Kesalahan itu berawal dari bagaimana kita mampu mengoreksi diri.
Meski pada dasarnya kita memegang kedua prinsip tersebut, tapi dalam langkahnya
masih saja ada hal yang perlu diperbaiki.
Beberapa waktu yang lalu ketika
sedang mengobrol dengan salah seorang teman aku bertanya. Bagaimana menurutmu
apakah aku sudah layak mengenal seorang laki-laki? Dan dia menjawab. “Layak,
dan bahkan sangat layak. Apalagi yang kamu ragukan?”. Kemudian aku bertanya
lagi “Menurutmu baikkah jika seorang wanita mengenal lebih dari satu pria sbelum
memutuskan untuk menikah?”. Dan dia kembali menjawab “Sangat boleh Ay, untuk
bisa mengenal karakter pria mana yang pas kamu harus bisa membuka diri untuk
mengenal mereka. Para pria juga akan melakukan hal yang sama.” Jawaban terakhir
sedikit membuatku risau, apa iya saya harus mendekat dengan beberapa teman pria
hanya untuk memahami sebuah karakter. Mungkin ada benarnya juga, tapi sayangnya
selama ini aku tidak pernah berusaha melihat dari pandangan seorang pria.
Dikarenakan tak banyak teman pria, selain itu memang aku sengaja memili batasan
untuk berkomunikas. Menyeleksi itu wajar bagi siapapun personalnya. Tapi entah
kenapa aku memiliki fikiranku sendiri, aku hanya akan mengenal satu orang saja
yang aku anggap pas. Kita tidak tahu bagaimana setiap pemikiran orang. Aku
hanya takut jika aku sudah mengenal seseorang yang aku anggap baik dan kemudian
aku mengenal lagi orang lain, bagaimana jika orang aku anggap baik tersebut
ternyata memang benar serius? Apa iya aku harus berbagi dengan orang lain juga?
Bagaimana pula jika seseorang yang baik itu kemudian tahu?. Sederhana saja
pemikiranku, banyak teman pria boleh, tapi untuk satu hal berjalanlah hanya
dengan satu orang yang aku anggap berhak
melalui proses perjalanan. Masalah bagaimana akhir cerita, itu semua jadi
rahasia Allah. Entah dalam hal ini tidak ada yang benar atau salah. Hanya
masalah pilihan perjalanan saja.
Beberapa waktu yang lalu selepas
obrolan di atas dengan perantara seorang teman aku menjalin sebuah komunikasi
dengan seseorang. Entah kenapa ada sesuatu yang memaksaku untuk mau melihat dan
mendengar bahwa ada jalan lurus berada di depanku. Hingga akhirnya aku putuskan
untuk mencoba mengenal, dalam hal ini aku tidak lagi mematok untuk hanya
sekedar berteman tetapi untuk bisa kembali berjalan bersama. Komunikasiku
berjalan lancar, tak terasa pula terlontar kalimat-kalimat perhatian. Entah
kenapa aku tidak bisa membatasi untuk selalu ingin tahu bagaimana keadaannya.
Lambat laun aku tersadar bahwa apa yang aku lakukan sepertinya salah. Cinta
dalam diam sudah mulai terkikis. Astaghfirullah… Mungkin juga ini karena aku
hanya terfokus pada dia seorang. Setelah berjalan akhirnya aku menceritakan hal
ini kepada seorang murabbi. Dan beliau berkata “Tak perlu ada kegelisahan dalam
dirimu, tak perlu kamu menunjukkan siapa dirimu, tapi cukuplah kamu memberbaiki
setiap hal dalam dirimu.” Insyallah jika kamu memintanya atas seizin Allah,
Allah akan memberika jodoh terbaik untukkmu. J
Akhirnya kalimat itu cukup membuat paham apa yang harus aku lakukan. Jalan
satu-satunya hanya mendoakan mu, hingga akhirnya Allah akan memberikan jawabah
pasti. Entah bersamamu atau tidak ini jadi cara terbaik untuk mengenalmu.
Kesalahan memang bisa terjadi, tapi belajar dari kesalahan dan memperbaiki diri itu yang harus kita hadapai meski tak mudah.
#Happy Sunday...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar