December 19, 2013
Huh, teman terbaik dirumah cuman
laptop dan Novel. Pekerjaan rumah yang
menjadi rutinitas semua sudah beres di 15.00 WIB. Setelahnya Dee menghipnotisku
dengan “Madre” nya, yang membuatku jadi
pingin banget bikin roti dengan coklat leleh ditengahnya. Mau open skripsi
rasanya masih belum ada ide yang klik. Alternatif terakhir buka lappy dan “googling”. Informasi diluar memang
sudah terbiasa ku akses dari tempat ter PE_WE di kamarku dengan ornament Minion
di sisi kiri kanan. Dulunya ada cita-cita punya koleksi minion sih tapi kondisi
luas kamar kurang memungkinkan. Hehe… Surfing di mbah google tak lepas dari “PESBUK”,
bagiku pesbuk ini salah satu tempat ngobrol paling asik. Ya maklum lah untuk
anak sepertiku yang diibaratkan “anak pingitan” memang lebih banyak
menghabiskan waktu dengan aktivitas dirumah. Kata ibuk pamali anak perawan
sering diluar. Hehehe. Sejurus kemudian saya surfing di fb salah satu teman,
tadinya sih terobsesi roti coklat tapi ternyata aku menemukan sesuatu di
bingkai foto album teman tadi. Yes right, kalau tidak ada rotan akar pun jadi,
dan kenyataannya disini tidak ada roti “Lopes” pun jadi (jadi liat fotonya
doang kok. Hahahaha). What Lopes??? Lopes ini ditemani dengan seprangkat cenil,
gathot, jemblong, bledhus, dan sawut.Hihihi bergidik jadinya, makanan apa ya
kira-kira unfamiliar banget. Eits,
nanti ku kasih tau deh.. tapi sebelumnya tiba-tiba aku flashback kangeeeeeen
banget ngobrol dengan sahabat-sahabatku.
Obrolan Ringan di teras kampus depan Gajah:
Personil Chibi : Almaskuri, Trianti Vindasari, Ririn Dwi
Utari,Dini Prasetyaningtyas, Fika Golda Novrinda, and the last Ayu Septiana R …
(sensor *Rahasia)
Gerakan demi gerakan terpancar
singkron antara mata, mulut, kepala, tangan, dan seluruh anggota tubuh lainnya
seolah bergerak dengan ritme yang serasi
mengekspresikan obrolan ringan tapi expresif banget, ditengah tengahnya kadang
terselip gelak tawa yang “cethar” karena celetukan celetukan “mbanyol”(lucu)
salah satu dari kami. Biasanya sedikit kata saja sudah cukup membuat suasana
obrolan menjadi berisik tapi tetap hangat. Yah, beginilah suasana persahabatan
kami yang penuh dengan kesederhanaan, terlihat dari pemilihan tempat nongkrong
ter “wenak” dengan lesehan di depan patung gajah satu lokasi dengan loby kampus…. Loh loh tadi kan bahas jajanan lawas “lopes,
cenil, gathot dan seperangkatnya” kok jadi mengenang para geje’ers ala sahabat
ya. Ga ada koneksinya gitu… Ya sudah lah biar ini jadi snapshot saja, kita
kembali ke bahasan jajan.
Yap yap… kita masuk pada bahasan
jajan lagi, kalau jenang, tetel, mie pangsit yang sudah kita bahas mungkin
namanya sudah familier di telinga kita, tapi kalau LOPES?? Ini bukan mbak Jenifer Lopez lo ya, sekali lagi
ini jajanan. Nah yang belum tahu lopes itu apa aku kasih tau ya, LOPES merupakan jajanan yang terbuat
dari ketan yang di kukus dengan bungkus daun pisang mirip lontong. Lopes ini
memiliki ciri unik, cara pemotongan lopes ini menggunakan benang senar pemirsa,
karena teksturnya yang lengket akan lebih mudah jika pake senar. Kalau pakai
pisau, saat sisa lopes yang menempel itu mengering jadi susah dibersihkannya. Makanya
ibu-ibu penjual lopes lebih memilih menggunakan senar daripada pisau. Lopes ini
memiliki banyak koloni sahabat, namanya “cenil, gathot, jemblong, bledhus, dan
sawut”. Kalau kita bilang beli lopes pasti penjualnya bakal ngasihkan
seperangkat bersama cenil dkk.
Kecintaan ku kepada jajanan ketan
memang belum berpindah posisi sehingga aku ndak berhenti untuk mengekspresikan
maknanya. “LOPES” hadir dengan makna keren LO
: diambil dari bahasa gaul yang artinya (kamu). PES : ups, PES ini bukan
penyakit lo ya.. PES disini diadopsi dari kata PEACE berhubung ini lidah orang jawa jadinya meleset
jadi “PES” yang artinya damai. So dapat disimpulkan artinya bahwa LOPES ini
adalah “damai bersamamu” hihihihi kayak lagu saja. Nah, tadi sudah saya
paparkan kalau si Lopes ini pasti ada sahabatnya cenil, gathot, jemblong,
bledhus, dan sawut. Mereka ini lah yang membuat indikasi cinta damai. Kira-kira ada
hubungannya dengan sahabat-sahabatku tadi gak ya??? Ternyata ndak sisa-sia aku
flashback tadi. Sahabat itu merupakan inspirasi tersendiri buatku, aku sudah
menyiapkan kotak tersendiri di hatiku khusus untuk mereka. Meski mereka multikultur dan memiliki style yang berbeda
beda tapi kita tidak pernah menjadikan suatu perbedaan itu menjadi jurang
pemisah untuk sebuah pendapat. Bener
banget kalau kita mengangkat “LOPES” damai bersama mu ini menjadi basic
principle sebuah persahabatan. Karena
kita sudah tau makna luas lopes yang merupakan wakil dari cenil dkk tadi,
sekarang disinilah cenil dkk berperan.
Aku mengibaratkan Lopes, cenil,
gathot, jemblong, bledhus, dan sawut ini bisa menggambarkan sosok
sahabat-sahabatku. Bahan dasarnya yang berbeda beda seolah menggambarkan latar
belakang kita yang memang berbeda beda juga, beda daerah, sifat, watak,
penokohan (halah kayak drama saja). Yang intinya setiap jajanan di atas aku
gambarkan seolah seperti sahabat-sahabatku tapi kami tetap satu kesatuan.
Lopes :
Aku demen banget sama ni Lopes “Lope You Lopes” hehe curhat. Lopes yang
mewakili teman temannya ini memiliki jiwa pemimpin, dengan tekstur ketan yang
lengket si lopes ini selalu dapat berusaha merekatkan sisi sisi keretakan dan
perbedaan. Dia merupakan sisi netral yang bisa menjadi penengah dalam setiap
permasalahan. Lopes ini memiliki warna putih yang menggambarkan ketenangan,
sifat tenang dansedikit cuek ini yang
bisa menjadi penengah dan peredam perbedaan di antara kami .Lopes disini
saya wakilkan kepada si manis (tanpa
jembatan ancol) “Vinda”. J
Gathot :
Dari namanya saja berasa sangar (kelingan pewayangan gathot kaca). Untuk bisa
menyandang nama “Gathot” ini butuh proses yang panjang brow. Dimulai dari bahan
singkong dikukus, lalu diiris iris , kemudian di keringkan di sinar matahari,
kalau sudah kering baru di kukus lagi dan jadilah gathot… lamanyaaaa. Hal ini
menggambarkan sosok laki-laki yang yang memang harus kuat, dan kuat disini
melalui proses yang tidak sebentar. Baik kuat fisik ataupun mental. Gathot
memiliki dua warna hitam dan putih, ini menggambarkan karakter yang jelas jika putih ya putih, jika
hitam ya hitam. Jadi dia memiliki pendirian yang kuat meski sedikit angkuh.
Tapi gathot yang gurih membuat rasa yang menggigit bagi setiap penikmatnya.
Gathot ini pas banget dengan “Almaskuri”, ya memang dia merupakan satu- satunya
punggawa laki-laki. Meski sedikit angkuh
dia sosok yang penyayang dan selalu memperhatikan kami. Sifatnya yang flirting flirting dan PHP
(Pemberi Harapan Palsu) ke cewek memang tidak bisa dipungkiri. Tapi itu tidak
memberi effek negative ke kami, hahahaa… karena ini pasti bisa jadi bahasan
menarik saat ngerumpi layaknya emak-emak gaul. Hihihihi.
Jemblong :
Terbuat dari tepung beras berwarna hijau muda polos. Langsung saja si jemblong
ini diwakili oleh “Dini Prasetya”. Sesuai warnanya yang polos dan apa adanya,
sesuai pula dengan sifatnya. Tapi dia tetap memberikan warna tersendiri dalam
kebersamaan kami. Kepolosan yang dia miliki kadang menghadirkan celotehan unik
yang bisa bikin perut mengernyit. Hahahaha.
Cenil : Cenil ini cantik, warnanya
merah menyala. Bahan kanji untuk adonan menjadikan tekstur cenil ini kenyal. Si
centil “Icha” bisa banget mengekspresikan si cenil. Cantik dengan gaya yang
sedikit centil ga jelas menambah estetika keindahan sendiri di pandangan kami,
khususnya pandanganku. Gayanya yang selalu match ketika menggunakan baju
apapun, menjadikan ekspresi cenil yang memikat dengan warna merahnya semakin
terpancar. Hehe kayak senter. Over all dia Miss Ring-ring banget ditambah
pasangan yang super “geje” juga namanya si “Agus” menjadikan keduanya senakin
lengkap. Sama sama memiliki selera humor yang tinggi membuat kita selalu
nyambung .
Kami bahagia karena ketan, ups karena persahabatan yang lengket seperti ketan. Apalagi perbedaan diantara kami bukan menjadi penghalang untuk saling bertengkar, tapi untuk saling berbagi dan memahami. Terima kasih kalian barisan para kawan, sudah rela menjadi inspirasi bagi pecinta jajanan lawas. :)
#Memori malang malam ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar